JAKARTA. Melihat data Badan Pusat Statistik (BPS), impor Februari 2015 sebesar US$ 11,55 miliar. Nilai ini turun 16,24% dibanding Februari 2014 yang sebesar US$ 13,79 miliar. Bila dibanding Januari 2015, impor Februari turun hingga 8,42%. Ekonom Bank Danamon Dian Ayu Yustina menilai, penurunan yang drop pada impor yaitu bahan material seperti besi dan baja, plastik, dan barang kimia menjadi indikasi aktivitas ekonomi yang lemah pada triwulan pertama 2015. Meskipun tren inflasi menurun dan kenyamanan konsumen relatif stabil, namun pelemahan rupiah menjadi penyebab kebutuhan akan impor ditunda. "Ini akan positif untuk neraca transaksi berjalan," ujar Dian, Senin (16/3). Ekspektasi Bank Indonesia (BI) adalah defisit transaksi berjalan triwulan I akan turun ke 1,8%-1,9% dari PDB. Faktor seasonal awal tahun juga turut berperan dalam lesunya ekonomi triwulan pertama.
Impor drop, tanda laju ekonomi triwulan I lesu
JAKARTA. Melihat data Badan Pusat Statistik (BPS), impor Februari 2015 sebesar US$ 11,55 miliar. Nilai ini turun 16,24% dibanding Februari 2014 yang sebesar US$ 13,79 miliar. Bila dibanding Januari 2015, impor Februari turun hingga 8,42%. Ekonom Bank Danamon Dian Ayu Yustina menilai, penurunan yang drop pada impor yaitu bahan material seperti besi dan baja, plastik, dan barang kimia menjadi indikasi aktivitas ekonomi yang lemah pada triwulan pertama 2015. Meskipun tren inflasi menurun dan kenyamanan konsumen relatif stabil, namun pelemahan rupiah menjadi penyebab kebutuhan akan impor ditunda. "Ini akan positif untuk neraca transaksi berjalan," ujar Dian, Senin (16/3). Ekspektasi Bank Indonesia (BI) adalah defisit transaksi berjalan triwulan I akan turun ke 1,8%-1,9% dari PDB. Faktor seasonal awal tahun juga turut berperan dalam lesunya ekonomi triwulan pertama.