JAKARTA. Volume impor produk garmen diprediksi meningkat 10% pada tahun depan. Salah satu pemicunya adalah kenaikan upah buruh yang bisa mengerek biaya produksi para produsen garmen domestik. Ketua Harian Asosiasi Pemasok Garmen dan Aksesoris Indonesia (APGAI), Suryadi Sasmita, menilai, kenaikan upah buruh bisa mendongkrak impor garmen di tahun depan. Maklum, kenaikan upah menyebabkan biaya produksi domestik meningkat. Peningkatan biaya produksi tentu mengerek harga jual. Nah, untuk menyiasati membengkaknya biaya produksi, produsen garmen harus mengurangi produksi maupun penjualan yang berujung pada penurunan peredaran produk garmen nasional.
Impor garmen tahun depan tumbuh 10%
JAKARTA. Volume impor produk garmen diprediksi meningkat 10% pada tahun depan. Salah satu pemicunya adalah kenaikan upah buruh yang bisa mengerek biaya produksi para produsen garmen domestik. Ketua Harian Asosiasi Pemasok Garmen dan Aksesoris Indonesia (APGAI), Suryadi Sasmita, menilai, kenaikan upah buruh bisa mendongkrak impor garmen di tahun depan. Maklum, kenaikan upah menyebabkan biaya produksi domestik meningkat. Peningkatan biaya produksi tentu mengerek harga jual. Nah, untuk menyiasati membengkaknya biaya produksi, produsen garmen harus mengurangi produksi maupun penjualan yang berujung pada penurunan peredaran produk garmen nasional.