Impor Jagung Remukkan Harga Jagung di Pasar Lelang



JAKARTA. Rencana pemerintah mengimpor jagung diprediksi akan mengancam harga jagung di pasar lelang PT iPasar Indonesia. Tahun ini, produksi jagung nasional diperkirakan cuma mencapai 13 juta ton. Jumlah ini turun 23,52% dibandingkan dengan produksi jagung tahun lalu yang sebesar 17 juta ton.Direktur PT iPasar Indonesia Dean Novel mengatakan, penurunan produksi ini terjadi akibat perubahan iklim yang tak wajar. Ini berakibat pada gagal panen di beberapa propinsi penghasil jagung. Nusa Tenggara barat (NTB) sebagai provinsi penghasil jagung ke-12 terbesar, dari target produksinya 300.000 ton baru terealisasi kurang dari setengahnya. Begitu pula dengan Kalimantan Selatan sebagai produsen jagung ketiga terbesar. Dari target produksi sebesar 1,8 juta ton, baru terealisasi 800.000 ton.Penurunan produksi tahun ini jelas tak bisa mencukupi kebutuhan jagung nasional yang mencapai 17 juta ton per tahun. Alhasil, untuk menambal kekurangan tersebut, pemerintah harus mengimpor. Saat ini pemerintah berniat mengimpor 2 juta ton jagung. Direktur iPasar khawatir, penurunan produksi dan impor jagung yang naik 2,3 kali lipat ini akan menekan harga jagung lokal di pasar lelang.Minggu ini, pasokan jagung di iPasar mencapai 400 ton. Jumlah ini naik hampir lima kali lipat dari pasokan jagung pada minggu sebelumnya yang sebesar 90 ton. "Minggu ini kami ada pasokan besar karena baru ada kiriman dari Sumbawa," tutur Novel.Adapun harga rata-rata jagung mutu I di iPasar mencapai Rp 2.225 per kilogram (kg). Sementara harga rata-rata jagung mutu II Rp 2.200 per kg dan mutu III Rp 2.150 per kg. Harga ini sudah turun dari harga lelang minggu lalu di mana jagung mutu I seharga Rp 2.400 per kg, mutu II Rp 2.350 per kg, dan mutu III Rp 2.300 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: