JAKARTA. Impor jasa reasuransi meleset ditekan lebih kecil di tahun ini. Pasalnya, Indonesia Reasuransi atau Indo Re yang digadang-gadang jadi perusahaan reasuransi raksasa masih harus melewati proses panjang sebelum beroperasi Juli 2015 mendatang. Sejatinya, Indo Re ditargetkan beroperasi paling lambat kuartal pertama ini. Selain itu juga beleid tentang optimalisasi retensi dalam negeri oleh Otoritas Jasa Keuangan belum kunjung terbit. Beleid ini mengatur soal besaran risiko yang harus ditahan oleh reasuransi dalam negeri, sebelum dibuang ke reasuransi luar negeri. Tujuannya tak lain adalah untuk menekan impor jasa reasuransi. Frans Sahusilawane, Direktur Utama Indo Re mengakui hal tersebut. Menurut dia, banyak kendala teknis dalam menekan impor jasa reasuransi tahun ini. "Angkanya saya belum hitung. Namun, ada beberapa negoisasi bisnis treaty yang kami imbau lebih besar ditahan di dalam negeri. Semoga, impor jasa reasuransi tahun ini tidak sebesar tahun lalu," ujarnya, Rabu (27/5).
Impor jasa reasuransi meleset ditekan
JAKARTA. Impor jasa reasuransi meleset ditekan lebih kecil di tahun ini. Pasalnya, Indonesia Reasuransi atau Indo Re yang digadang-gadang jadi perusahaan reasuransi raksasa masih harus melewati proses panjang sebelum beroperasi Juli 2015 mendatang. Sejatinya, Indo Re ditargetkan beroperasi paling lambat kuartal pertama ini. Selain itu juga beleid tentang optimalisasi retensi dalam negeri oleh Otoritas Jasa Keuangan belum kunjung terbit. Beleid ini mengatur soal besaran risiko yang harus ditahan oleh reasuransi dalam negeri, sebelum dibuang ke reasuransi luar negeri. Tujuannya tak lain adalah untuk menekan impor jasa reasuransi. Frans Sahusilawane, Direktur Utama Indo Re mengakui hal tersebut. Menurut dia, banyak kendala teknis dalam menekan impor jasa reasuransi tahun ini. "Angkanya saya belum hitung. Namun, ada beberapa negoisasi bisnis treaty yang kami imbau lebih besar ditahan di dalam negeri. Semoga, impor jasa reasuransi tahun ini tidak sebesar tahun lalu," ujarnya, Rabu (27/5).