JAKARTA. Dibukanya keran impor daging sapi seluas-luasnya untuk menurunkan harga daging di dalam negeri, tampak akan memberikan pengaruh negatif terhadap kegairahan usaha peternakan sapi potong rakyat di perdesaan. Teguh Boediyana Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) mengatakan, berdasarkan pemantauan DPP Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) di wilayah Jakarta, Bogor dan Bandung Raya sebagai wilayah konsumen, ternyata daging impor kelas variety meat dan juga jeroan marak dijual di pasar tradisional kepada masyarakat umum.Oleh sebab itu, PPSKI mengharap pemerintah menghentikan peredaran daging sapi impor baik variety meat atau jeroan seperti jantung, dan distribusinya di pasar-pasar tradisional. Sebab, komoditi tersebut telah mendistorsi pasar jeroan yang berasal dari sapi-sapi lokal. Jeroan merupakan sumber pendapatan para pedagang daging/jagal di dalam negeri. Lebih lanjut kondisi ini akan berdampak buruk terhadap penurunan yang signifikan harga jual daging sapi dan sapi hidup di dalam negeri. "Sebenarnya jeroan seperti jantung dan variety meat telah mampu di produksi di dalam negeri," kata Teguh dalam siaran persnya, Rabu (26/3).Teguh berharap pemerintah menegakkan aturan yang dibuat yaitu daging sapi impor (variety meat dan jeroan) hanya diperuntukan bagi industri prosesing daging nasional, sesuai dengan kebijakan Permendag No 46/M-DAG/Per/8/2013 pasal 17 yang menyatakan bahwa karkas, daging dan jeroan yang diimpor untuk tujuan, penggunaan dan distribusi bagi industri, hotel, restoran, katering dan atau keperluan khusus lainnya.Selain itu, jeroan dan variety meat impor yang beredar marak dipasar-pasar tradisional diragukan kehalalannya. Hal ini disebabkan, bahwa jeroan khususnya jantung hanya dihasilkan dari seekor sapi. Sementara itu, Rumah Potong Hewan (RPH) halal di negara eksportir ternak relatif sedikit memotong ternak secara halal bila dibandingkan dengan jumlah jantung yang di ekspornya.Berdasarkan pantauan PPSKI, di pasar Ciroyom, Bandung daging sapi impor telah dijual secara terbuka dan terang-terangan di jajakan di lapak pedagang dengan harga jual untuk Jantung dan hati di kisaran Rp 30.000 per kilogram (kg)–Rp. 40.000 kg, Variety meat dan gandik sekitar Rp 65.000 per kg. Sementara harga daging lokal sekitar Rp 80.000 per kg-Rp 90.000 per kg.Di pasar Kramat Jati, harga daging impor yang dijual sekitar Rp 75.000 per kg sedangkan untuk daging lokal sekitar Rp 95.000 per kg. Di pasar Jatinegara harga daging import yang dijual sekitar Rp 80.000 per kg sedangkan untuk daging lokal sekitar Rp 95.000 per kg.Di tempat lain seperti Pasar Senen di Jakarta harga daging sapi impor dijual sekitar Rp 82.000 per kg sedangkan untuk daging lokal sekitar Rp 95.000 per kg-Rp 100.000 per kg. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Impor jeroan sapi menyerbu pasar tradisional
JAKARTA. Dibukanya keran impor daging sapi seluas-luasnya untuk menurunkan harga daging di dalam negeri, tampak akan memberikan pengaruh negatif terhadap kegairahan usaha peternakan sapi potong rakyat di perdesaan. Teguh Boediyana Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) mengatakan, berdasarkan pemantauan DPP Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) di wilayah Jakarta, Bogor dan Bandung Raya sebagai wilayah konsumen, ternyata daging impor kelas variety meat dan juga jeroan marak dijual di pasar tradisional kepada masyarakat umum.Oleh sebab itu, PPSKI mengharap pemerintah menghentikan peredaran daging sapi impor baik variety meat atau jeroan seperti jantung, dan distribusinya di pasar-pasar tradisional. Sebab, komoditi tersebut telah mendistorsi pasar jeroan yang berasal dari sapi-sapi lokal. Jeroan merupakan sumber pendapatan para pedagang daging/jagal di dalam negeri. Lebih lanjut kondisi ini akan berdampak buruk terhadap penurunan yang signifikan harga jual daging sapi dan sapi hidup di dalam negeri. "Sebenarnya jeroan seperti jantung dan variety meat telah mampu di produksi di dalam negeri," kata Teguh dalam siaran persnya, Rabu (26/3).Teguh berharap pemerintah menegakkan aturan yang dibuat yaitu daging sapi impor (variety meat dan jeroan) hanya diperuntukan bagi industri prosesing daging nasional, sesuai dengan kebijakan Permendag No 46/M-DAG/Per/8/2013 pasal 17 yang menyatakan bahwa karkas, daging dan jeroan yang diimpor untuk tujuan, penggunaan dan distribusi bagi industri, hotel, restoran, katering dan atau keperluan khusus lainnya.Selain itu, jeroan dan variety meat impor yang beredar marak dipasar-pasar tradisional diragukan kehalalannya. Hal ini disebabkan, bahwa jeroan khususnya jantung hanya dihasilkan dari seekor sapi. Sementara itu, Rumah Potong Hewan (RPH) halal di negara eksportir ternak relatif sedikit memotong ternak secara halal bila dibandingkan dengan jumlah jantung yang di ekspornya.Berdasarkan pantauan PPSKI, di pasar Ciroyom, Bandung daging sapi impor telah dijual secara terbuka dan terang-terangan di jajakan di lapak pedagang dengan harga jual untuk Jantung dan hati di kisaran Rp 30.000 per kilogram (kg)–Rp. 40.000 kg, Variety meat dan gandik sekitar Rp 65.000 per kg. Sementara harga daging lokal sekitar Rp 80.000 per kg-Rp 90.000 per kg.Di pasar Kramat Jati, harga daging impor yang dijual sekitar Rp 75.000 per kg sedangkan untuk daging lokal sekitar Rp 95.000 per kg. Di pasar Jatinegara harga daging import yang dijual sekitar Rp 80.000 per kg sedangkan untuk daging lokal sekitar Rp 95.000 per kg.Di tempat lain seperti Pasar Senen di Jakarta harga daging sapi impor dijual sekitar Rp 82.000 per kg sedangkan untuk daging lokal sekitar Rp 95.000 per kg-Rp 100.000 per kg. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News