KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia menghadapi krisis ekspor kakao. Penyebabnya, produksi tahunan tak sanggup cukupi kebutuhan dalam negeri karena banyak faktor. Kemampuan mencukupi permintaan luar negeri jadi tergerus. Ketua Asosiasi Petani Kakao Indonesia (APKAI) Arief Zamroni menjelaskan produksi tahunan kakao Indonesia saat ini berkisar di 400.000 ton dan tahun ini diperkirakan tidak jauh berbeda. Padahal, kapasitas yang bisa diolah mesin mencapai 800.000 ton alias dua kali lipat hasil panen. Akibatnya, impor menjadi lebih banyak. Adapun angka ekspornya terus turun, di mana per catatan Kontan.co.id, pada tahun 2017 ekspor biji kakao Indonesia adalah 25.098 dan turun 11,41% dari eskpor tahun sebelumnya di 28.329 ton. Angka ini terus turun sejak 2009 yang mana mencatatkan ekspor biji kakao di 439.304 ton.
Impor kakao hampir menyamai jumlah ekspor
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia menghadapi krisis ekspor kakao. Penyebabnya, produksi tahunan tak sanggup cukupi kebutuhan dalam negeri karena banyak faktor. Kemampuan mencukupi permintaan luar negeri jadi tergerus. Ketua Asosiasi Petani Kakao Indonesia (APKAI) Arief Zamroni menjelaskan produksi tahunan kakao Indonesia saat ini berkisar di 400.000 ton dan tahun ini diperkirakan tidak jauh berbeda. Padahal, kapasitas yang bisa diolah mesin mencapai 800.000 ton alias dua kali lipat hasil panen. Akibatnya, impor menjadi lebih banyak. Adapun angka ekspornya terus turun, di mana per catatan Kontan.co.id, pada tahun 2017 ekspor biji kakao Indonesia adalah 25.098 dan turun 11,41% dari eskpor tahun sebelumnya di 28.329 ton. Angka ini terus turun sejak 2009 yang mana mencatatkan ekspor biji kakao di 439.304 ton.