KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Impor kakao ke Indonesia pada Januari 2025 tercatat melonjak tajam mencapai 119% month to month (mtm) atau bila dibandingkan bulan sebelumnya. Meningkatnya impor ini untuk memenuhi permintaan ekspor produk olahan kakao.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mencatat, impor kakao Indonesia pada Januari 2025 mencapai US$ 304,41 juta atau tumbuh 119% mtm dari bulan sebelumnya yang nilainya mencapai US$ 140 miliar.

Baca Juga: Harga Kakao Menanjak, Bisnis Cokelat di Indonesia Tetap Laris Manis

BI Optimistis Hadapi 2026, Perkuat Bauran Kebijakan hingga Digitalisasi

“Ekuador menjadi pemasok utama biji kakao (utuh pecah, mentah atau sangrai, difermentasi) untuk Indonesia dengan nilai US$ 136,79 juta,” tutur Amalia dalam konferensi pers, Senin (17/2).

Dalam bahan paparannya, impor bahan baku kakao meningkat ini untuk mendukung produksi olahan kakao Indonesia untuk mendukung kegiatan ekspor.

Selanjutnya, pada Januari 2025 impor kakao berasal dari Kenya capai US$ 32,08 juta, Kamerun US$ 24,33 juta, Malaysia US$ 15,66 juta, Papua Nugini US$ 14,40 miliar, dan lainya mencapai US$ 81,17 juta.

Baca Juga: Kekurangan Bahan Baku, Harga Produk Turunan Kakao Bakal Naik

Sebagai catatan, meskipun Indonesia mengalami defisit perdagangan kakao dengan Ekuador, secara umum komoditas kakao dan olahannya Indonesia masih surplus perdagangan dengan nilai sebesar US$ 16,11 Juta.

Selanjutnya, pada Januari 2025 ekspor kakao dan olahannya mencapai US$ 320 juta, atau meningkat 3,4% mtm. Adapun negara tujuan ekspor kakao Indonesia adalah Amerika Serikat, yang nilainya mencapai US$ US$ 71,66 juta, India US$ 47,49 juta, dan China US$ 35,35 juta.

Sementara itu, produk ekspor unggulan Indonesia adalah kakao olahan seperti mentega kakao, lemak dan minyak kakao, bubuk kakao dan pasta kakao.

Baca Juga: Bukan Bitcoin, Kakao Menjadi Raja Investasi Komoditas Sepanjang 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News