MUMBAI. Impor karet alam India, negara produsen keempat terbesar, kemungkinan akan naik sedikitnya 18% tahun ini seiring dengan curah hujan yang tinggi yang menyusutkan produksi. Selain itu, permintaan karet untuk industri ban di negara itu juga meningkat. Pembelian karet untuk periode per 31 Maret kemungkinan akan bertambah 200.000 ton dari tahun lalu yang hanya 170.048 ton. Hal ini ditegaskan oleh Rajiv Budhraja, Director General of the Automotive Tyre Manufacturers Association. Harga karet di India, Cgina, Indonesia dan Thailand telah menyentuh level tertingginya tahun ini ditengah curah hujan yang tinggi yang menggerus produksi di Asia dan membikin suplai karet makin mengkerut. Bridgestone Corp. dan pabrikan asal India Apollo Tyres Ltd. dan MRF Ltd. menanamkan US$ 3 miliar untuk membangun pabrik untuk memenuhi permintaan. Asosiasi memprediksikan, permintaan ban meningkat 10% menjadi 106 juta ban per 31 Maret. "Impor karet akan menjadi kebutuhan lantaran produsen ban kini harus menghadapi situasi yang sulit akan ketersediaan ban dan harga yang menembus rekor," kata Budhraja.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Impor karet India naik 18%
MUMBAI. Impor karet alam India, negara produsen keempat terbesar, kemungkinan akan naik sedikitnya 18% tahun ini seiring dengan curah hujan yang tinggi yang menyusutkan produksi. Selain itu, permintaan karet untuk industri ban di negara itu juga meningkat. Pembelian karet untuk periode per 31 Maret kemungkinan akan bertambah 200.000 ton dari tahun lalu yang hanya 170.048 ton. Hal ini ditegaskan oleh Rajiv Budhraja, Director General of the Automotive Tyre Manufacturers Association. Harga karet di India, Cgina, Indonesia dan Thailand telah menyentuh level tertingginya tahun ini ditengah curah hujan yang tinggi yang menggerus produksi di Asia dan membikin suplai karet makin mengkerut. Bridgestone Corp. dan pabrikan asal India Apollo Tyres Ltd. dan MRF Ltd. menanamkan US$ 3 miliar untuk membangun pabrik untuk memenuhi permintaan. Asosiasi memprediksikan, permintaan ban meningkat 10% menjadi 106 juta ban per 31 Maret. "Impor karet akan menjadi kebutuhan lantaran produsen ban kini harus menghadapi situasi yang sulit akan ketersediaan ban dan harga yang menembus rekor," kata Budhraja.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News