JAKARTA. Kebutuhan kedelai impor yang masih sangat besar, jelas menjadi daya tarik tersendiri bagi pebisnis. Itulah sebabnya banyak pebisnis kini mengajukan diri untuk menjadi importir kedelai. "Mayoritas pemain lama," kata Bachrul Chairi, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan (Kemdag), kemarin. Namun, kata Bachrul, selain pemain lama, dari 22 perusahaan yang mengajukan diri menjadi importir kedelai, ada juga nama-nama baru, diantaranya Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) dan Perum Badan Urusan Logistik alias Bulog. Kemdag memberikan izin kepada perusahaan yang memiliki pengalaman setidaknya tiga tahun untuk melakukan distribusi kedelai di dalam negeri. Menurut catatan KONTAN, tahun lalu, para importir kedelai itu adalah PT Cargill Indonesia, PT Gerbang Cahaya Utama, PT Sekawan Makmur Bersama, PT Teluk Intan, PT Sungai Budi dan PT Gunung Sewu.
Impor kedelai ada di pemain lama
JAKARTA. Kebutuhan kedelai impor yang masih sangat besar, jelas menjadi daya tarik tersendiri bagi pebisnis. Itulah sebabnya banyak pebisnis kini mengajukan diri untuk menjadi importir kedelai. "Mayoritas pemain lama," kata Bachrul Chairi, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan (Kemdag), kemarin. Namun, kata Bachrul, selain pemain lama, dari 22 perusahaan yang mengajukan diri menjadi importir kedelai, ada juga nama-nama baru, diantaranya Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) dan Perum Badan Urusan Logistik alias Bulog. Kemdag memberikan izin kepada perusahaan yang memiliki pengalaman setidaknya tiga tahun untuk melakukan distribusi kedelai di dalam negeri. Menurut catatan KONTAN, tahun lalu, para importir kedelai itu adalah PT Cargill Indonesia, PT Gerbang Cahaya Utama, PT Sekawan Makmur Bersama, PT Teluk Intan, PT Sungai Budi dan PT Gunung Sewu.