Impor kokas China akan melonjak ke Indonesia



BEIJING. Menyusul terbitnya aturan larangan ekspor mineral tambang mentah di Indonesia akan mendongkrak pengiriman kokas metalurgi dari China ke Indonesia. Jumlah ekspor kokas metalurgi itu diproyeksikan mencapai 2 juta ton per tahun.

Perlu diketahui,  kokas metalurgi  tersebut diperlukan oleh tempat pengolahan atau smelter yang dibangun perusahaan tambang yang ada di Indonesia.  China mengintip peluang ekspor kokas atau batu bara kualitas tertinggi ke perusahaan smelter di Indonesia.

Kokas metalurgi tersebut dibutuhkan untuk membuat besi kasar nikel, atau pengganti nikel halus peringkat tinggi dalam pembuatan stainless steel atau baja anti-karat.


Kenaikan ekspor kokas metalurgi dari China itu merupakan salah satu dampak dari kebijakan larangan ekspor bahan mineral mentah di Indonesia.

Reuters memberitakan, sebelum berlakunya larangan ekspor mineral mentah, ekspor kokas metalurgi dari China baru mencapai 47.000 ton. Dengan adanya kebijakan baru dari pemerintah Indonesia, diproyeksikan ekspor kokas metalurgi mencapai angka fantastis, yakni 2 juta ton.

"Jumlah kokas yang dikirim ke Indonesia akan naik pesat dan harga kokas lokal (China) akan melonjak," ujar seorang manajer pada sebuah smelter besi kasar nikel di China.

Perlu diketahui, tahun 2013 lalu, Indonesia memasok 58% atau 71,3 juta ton bijih dan konsentrat nikel ke China. Namun, pasokan itu kini dilarang oleh pemerintah Indonesia. Tujuannya agar, konsentras itu diolah dulu di Indonesia, baru kemudian di ekspor.

Kokas metalurgi merupakan bahan bakar dalam proses pembuatan baja atau campuran besi. Xu Aidong, kepala analis perusahaan riset pemerintah Antaike  bilang, saat ini ada tujuh perusahaan China yang berencana membangun smelter di Indonesia dengan kapasitas pengolahan besi kasar nikel sebesar 200.000 ton logam per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri