JAKARTA. Penghentian impor daging sapi dan turunan dari Amerika Serikat (AS) mulai berdampak pada industri pengolahan pakan unggas. Pasalnya, kebijakan impor yang berlaku 24 April itu juga melarang impor bahan baku ternak, yaitu meat bone meal (MBM) dari AS. Anang Hermanta, Direktur Marketing PT Sinta Prima Feedmill bilang, selama ini mayoritas MBM yang digunakan untuk bahan baku pakan unggas berasal dari AS. "MBM yang kami gunakan hampir keseluruhan berasal dari Amerika," ujar Anang (9/5). Akibat penghentian impor, otomatis perusahaan tempat Anang bekerja tak lagi mendapatkan pasokan bahan baku MBM dari AS. Sementara itu, komposisi MBM untuk pakan unggas cukup besar, yakni 10%. Ambil contoh, produksi pakan ternak Sinta Prima Feedmill mencapai 15.000 ton per bulan. Dari jumlah itu, 50% bahan baku memakai jagung atau sekitar 7.500 ton per bulan. Sementara 10% bahan baku lainnya berasal dari MBM atau sekitar 1.500 ton. Harga menjadi lebih mahal Walaupun impor MBM dari AS ditutup, perusahaan pakan bisa mengimpor MBM dari negara lainnya seperti Kanada atau Australia. Namun, kata Jimmy, impor MBM dari negara lainnya lebih mahal karena permintaan sedang tinggi. Apalagi, banyak perusahaan pakan mengalihkan pembelian, sehingga berlaku hukum pasar yang memicu kenaikan harga. Saat ini, harga MBM sudah naik dari US$ 725 per ton menjadi US$ 797,5 per ton.
Impor MBM ditutup, harga pakan terancam naik
JAKARTA. Penghentian impor daging sapi dan turunan dari Amerika Serikat (AS) mulai berdampak pada industri pengolahan pakan unggas. Pasalnya, kebijakan impor yang berlaku 24 April itu juga melarang impor bahan baku ternak, yaitu meat bone meal (MBM) dari AS. Anang Hermanta, Direktur Marketing PT Sinta Prima Feedmill bilang, selama ini mayoritas MBM yang digunakan untuk bahan baku pakan unggas berasal dari AS. "MBM yang kami gunakan hampir keseluruhan berasal dari Amerika," ujar Anang (9/5). Akibat penghentian impor, otomatis perusahaan tempat Anang bekerja tak lagi mendapatkan pasokan bahan baku MBM dari AS. Sementara itu, komposisi MBM untuk pakan unggas cukup besar, yakni 10%. Ambil contoh, produksi pakan ternak Sinta Prima Feedmill mencapai 15.000 ton per bulan. Dari jumlah itu, 50% bahan baku memakai jagung atau sekitar 7.500 ton per bulan. Sementara 10% bahan baku lainnya berasal dari MBM atau sekitar 1.500 ton. Harga menjadi lebih mahal Walaupun impor MBM dari AS ditutup, perusahaan pakan bisa mengimpor MBM dari negara lainnya seperti Kanada atau Australia. Namun, kata Jimmy, impor MBM dari negara lainnya lebih mahal karena permintaan sedang tinggi. Apalagi, banyak perusahaan pakan mengalihkan pembelian, sehingga berlaku hukum pasar yang memicu kenaikan harga. Saat ini, harga MBM sudah naik dari US$ 725 per ton menjadi US$ 797,5 per ton.