Impor membengkak, rupiah kian terdepresiasi



JAKARTA. Rupiah kembali tertekan terhadap pergerakan dollar AS. Pada pembukaan pasar valas, Jumat (7/12), pasangan (IDR/USD) berada di posisi 9.658 atau terdepresiasi dari posisi penutupan kemarin (6/12) di level 9.649. Posisi rupiah saat ini terlemah sejak Mei 2012. Selama sepekan, rupiah memperlihatkan tren yang terus menurun terhadap dollar AS.Dealer Valas Bank Rakyat Indonesia, Fahrudin Haris, mengungkapkan pelemahan rupiah terhadap the greenback lebih karena masalah dalam negeri. "Defisit perdagangan kita semakin dalam akibat melonjaknya impor pesawat terbang dan migas," jelas Haris kepada KONTAN, Jumat (7/12).Kata Haris, impor migas meningkat akibat pemerintah membatalkan kebijakan pembatasan subsidi. "Sehingga kebutuhan impor migas naik dan keperluan dollar AS turut membengkak," tambahnya.Kebutuhan dollar secara langsung menyebabkan tekanan bagi mata uang Garuda. Padahal, menurutnya, dari faktor eksternal sendiri, belum ada sentimen negatif yang mengangkat dollar AS secara signifikan. "Neraca perdagangan Oktober kemarin masih minus -1,5%, terendah setelah data Juni 2012," jelasnya.Sepekan depan, Haris masih memprediksi rupiah masih akan terus melemah terhadap dollar AS. Pada periode 10 Desember-14 Desember, rupiah diramal akan berada di kisaran 9.620-9.660.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie