Impor mengecil, Menko Darmin optimistis surplus neraca dagang akan berlanjut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2019 surplus sebesar US$ 200 juta. Melihat kinerja ekspor impor yang masih lesu, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution meyakini surplus neraca dagang akan berlanjut pada bulan-bulan depan.

Nilai ekspor Juni tercatat sebesar US$ 11,78 miliar. Angka tersebut turun 20,6% dari bulan sebelumnya (mom), juga turun 8,96% secara tahunan (yoy). Begitu juga dengan impor yang tercatat sebesar US$ 11,58 miliar dollar AS. Angka tersebut turun 20,70% mom, namun naik 2,80% secara yoy. 

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai, kinerja ekspor yang masih loyo tak lepas dari kondisi perekonomian global yang bermasalah. “Memang ekonomi dunia sedang bermasalah, sektor keuangan juga sedang tertekan,” kata Darmin, Selasa (15/7). 


Namun setidaknya, lanjut dia, neraca dagang masih mampu mencetak surplus. Meski hanya surplus tipis, Darmin meyakini kondisi ini menunjukkan tendensi berlanjut untuk bulan-bulan selanjutnya. 

Salah satu penyebabnya ialah impor migas yang makin mengecil. Juni lalu, impor migas sebesar US$ 1,71 atau turun 21,5% mom. Secara tahunan, impor migas juga turun 19,99%. 

Penurunan impor migas disebabkan oleh turunnya impor seluruh komponen migas, yaitu minyak mentah sebesar US$ 1,89 miliar atau 41,49%, hasil minyak US$ 1,19 miliar atau 14,75%, dan gas US$ 79,6 juta atau 5,68%.

Lantas, defisit migas Juni tercatat US$ 966,8 juta, atau lebih kecil dari bulan Mei yang mencapai US$ 1,04 miliar. 

Secara kumulatif Januari-Juni 2019, nilai impor migas turun 22,5% menjadi US$ 10,89 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$ 14,06 miliar.

“Bulan April lalu itu benar-benar urusan migas (penyebab defisit besar). Yang membuat neraca dagang positif atau negatif itu banyak sekali dipengaruhi migas,” kata Darmin. 

Kendati begitu, Darmin tak menjelaskan lebih lanjut faktor apa mampu menjaga neraca dagang tetap surplus ke depan. Ia hanya menyiratkan bahwa selama impor migas ditekan, maka kinerja perdagangan juga bisa terjaga positif. 

Di sisi lain, Darmin belum terlalu optimistis terhadap prospek kinerja ekspor. Lagi-lagi, ia menilai faktor perlambatan ekonomi global yang menjadi penghambat utamanya. 

Sementara itu, sebelumnya, Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail Zaini memprediksi neraca dagang Juni mengalami surplus sekitar US$ 100 juta sampai US$ 300 juta. 

Namun, ia juga memperkirakan kinerja ekspor memang masih akan tertekan. “Dampak dari perang dagang mulai terealisasi,” pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi