JaKARTA. Pelaku industri seng aluminium semakin khawatir dengan gencarnya serbuan seng aluminium impor. Jika pemerintah tak ambil langkah membatasi impor, pebisnis memproyeksi, seng aluminium impor akan kembali mendominasi pasar Indonesia, seperti yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Asosiasi industri seng aluminium atau Indonesia Zinc Aluminium Steel Industries (IZASI) mencatat, impor seng aluminium tahun lalu mencapai 64,21% dari total 500.000 ton kebutuhan seng alumunium nasional, atau setara dengan 321.065 ton seng alumunium. Sementara seng domestik cuma menyumbang 178.935 ton. Negara pemasoknya berasal dari Vietnam dan Taiwan. Lucia Karina, Sekretaris Jenderal IZASI, bilang, Vietnam dan Taiwan menggempur pasar seng aluminium Tanah Air lantaran mereka sudah tak memiliki pasar di negaranya sendiri. "Di satu sisi, orang Indonesia senang barang impor karena harganya lebih murah, walaupun kualitasnya tidak memenuhi standar," terang Karina, pada pekan lalu.
Impor meraja, pelaku industri seng teriak
JaKARTA. Pelaku industri seng aluminium semakin khawatir dengan gencarnya serbuan seng aluminium impor. Jika pemerintah tak ambil langkah membatasi impor, pebisnis memproyeksi, seng aluminium impor akan kembali mendominasi pasar Indonesia, seperti yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Asosiasi industri seng aluminium atau Indonesia Zinc Aluminium Steel Industries (IZASI) mencatat, impor seng aluminium tahun lalu mencapai 64,21% dari total 500.000 ton kebutuhan seng alumunium nasional, atau setara dengan 321.065 ton seng alumunium. Sementara seng domestik cuma menyumbang 178.935 ton. Negara pemasoknya berasal dari Vietnam dan Taiwan. Lucia Karina, Sekretaris Jenderal IZASI, bilang, Vietnam dan Taiwan menggempur pasar seng aluminium Tanah Air lantaran mereka sudah tak memiliki pasar di negaranya sendiri. "Di satu sisi, orang Indonesia senang barang impor karena harganya lebih murah, walaupun kualitasnya tidak memenuhi standar," terang Karina, pada pekan lalu.