JAKARTA. Produsen baja PT Saranacentral Bajatama Tbk kesulitan mengejar target penjualan produk baja tahun 2016 lalu. Dari target penjualan senilai Rp 996 miliar, perusahaan dengan kode saham BAJA di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut hanya bisa membungkus penjualan senilai Rp 980 miliar.Handaja Susanto, Direktur Utama PT Saranacentral Bajatama Tbk, menjelaskan, penurunan penjualan karena beberapa sebab. Faktor yang utama adalah kesulitan bersaing karena maraknya produk baja impor yang masuk ke pasar baja nasional. "Tak hanya itu, penurunan harga baja juga berpengaruh ke penjualan kami," terang Handaja, kepada KONTAN, Kamis (2/3).Faktor lain yang menyebabkan penjualan PT Saranacentral Bajatama Tbk tidak berotot adalah minimnya permintaan di dalam negeri. Proyek-proyek konstruksi yang diharapkan bisa menopang kinerja BAJA ternyata meleset dari perkiraan. "Sampai Juli 2016, proyek konstruksi banyak yang lesu. Usai Lebaran baru bangkit dan meningkatkan penjualan bulanan," kata Handaja.
Impor merangsek, jualan BAJA turun di 2016
JAKARTA. Produsen baja PT Saranacentral Bajatama Tbk kesulitan mengejar target penjualan produk baja tahun 2016 lalu. Dari target penjualan senilai Rp 996 miliar, perusahaan dengan kode saham BAJA di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut hanya bisa membungkus penjualan senilai Rp 980 miliar.Handaja Susanto, Direktur Utama PT Saranacentral Bajatama Tbk, menjelaskan, penurunan penjualan karena beberapa sebab. Faktor yang utama adalah kesulitan bersaing karena maraknya produk baja impor yang masuk ke pasar baja nasional. "Tak hanya itu, penurunan harga baja juga berpengaruh ke penjualan kami," terang Handaja, kepada KONTAN, Kamis (2/3).Faktor lain yang menyebabkan penjualan PT Saranacentral Bajatama Tbk tidak berotot adalah minimnya permintaan di dalam negeri. Proyek-proyek konstruksi yang diharapkan bisa menopang kinerja BAJA ternyata meleset dari perkiraan. "Sampai Juli 2016, proyek konstruksi banyak yang lesu. Usai Lebaran baru bangkit dan meningkatkan penjualan bulanan," kata Handaja.