Impor mobil bikin neraca dengan Thailand defisit



JAKARTA. Meski banyak mengekspor kendaraan dan bagiannya ke Timur Tengah, Indonesia juga banyak mengimpor mobil dari negara tetangga yang lebih dekat, yakni dari Thailand.

Impor mobil dari Thailand ini diakui Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo, menjadi pemicu utama defisit perdagangan dengan Thailand, sebesar minus US$ 465 juta.

“Defisit terutama disebabkan impor mobil, karena principal itu ada beberapa jenis mobilnya diproduksi Thailand, kemudian dikirim ke kita,” kata dia di Jakarta, Rabu (1/10). 


Kondisi ini menunjukkan bahwa Indonesia belum bisa mengalahkan Thailand sebagai basis produksi otomotif. Sasmito menambahkan, selain dikarenakan impor mobil yang tinggi, defisit perdagangan dengan Thailand juga disebabkan oleh impor pakan ternak.

“Impor barang-barang pertanian dari Thailand juga masih tetap ada. Tapi utamanya karena mobil,” imbuh dia.

Di sisi lain, Indonesia mengekspor crude palm oil (CPO) dan batubara ke Thailand. Sayangnya, kata Sasmito, ekspor CPO baik dari sisi nilai dan volume mengalami penurunan. Begitu juga dengan harga batubara yang juga susut. 

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, neraca perdagangan Indonesia dengan negara-negara ASEAN masih mengalami defisit 138 juta dollar AS. “Ini dikarenakan defisit dengan Singapura dan Thailand, namun dengan Malaysia dan negara ASEAN lainnya mengalami surplus,” kata Kepala BPS Suryamin di Jakarta, Rabu. 

Asal tahu saja, impor non-migas Indonesia dari Thailand pada Agustus 2014 mencapai US$ 898,7 juta, atau naik paling tinggi diantara mitra ASEAN sebesar 27,57% dibanding impor Juli 2014, yang sebesar US$ 704,5 juta.

Sementara itu, ekspor non-migas Indonesia ke Thailand pada Agustus 2014 mencapai US$ 433,1 juta, atau hanya naik tipis 4,08% dibanding ekspor Juli 2014, yang sebesar US$ 416,1 juta. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia