KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Impor produk petrokimia menjadi tak dapat dihindari lantaran belum banyaknya produksi dalam negeri. Seiring bertambahnya investasi petrokimia, diperkirakan, importasi dapat berkurang. Namun untuk jangka pendek ini, suplai produksi petrokimia lokal masih belum bertambah banyak. "Jadi impor masih di atas 55% dari suplai lokal," ujar Fajar Budiono, Sekjen Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) kepada Kontan.co.id, Senin (28/5). Apalagi kata Fajar, saat ini tambahan kapasitas industri petrokimia lebih banyak di sektor hilir ketimbang di hulu. Inaplas menghitung permintaan produk petrokimia hulu yang meliputi Polyethyelene (PE), Polyprophylene (PP), Polystyrene (PS) dan Polivinil Klorida (PVC) sepanjang tahun 2017 lalu sebanyak 5,83 juta ton.
Impor petrokimia masih belum terhindarkan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Impor produk petrokimia menjadi tak dapat dihindari lantaran belum banyaknya produksi dalam negeri. Seiring bertambahnya investasi petrokimia, diperkirakan, importasi dapat berkurang. Namun untuk jangka pendek ini, suplai produksi petrokimia lokal masih belum bertambah banyak. "Jadi impor masih di atas 55% dari suplai lokal," ujar Fajar Budiono, Sekjen Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) kepada Kontan.co.id, Senin (28/5). Apalagi kata Fajar, saat ini tambahan kapasitas industri petrokimia lebih banyak di sektor hilir ketimbang di hulu. Inaplas menghitung permintaan produk petrokimia hulu yang meliputi Polyethyelene (PE), Polyprophylene (PP), Polystyrene (PS) dan Polivinil Klorida (PVC) sepanjang tahun 2017 lalu sebanyak 5,83 juta ton.