Impor Pupuk Anjlok karena Konsumsi Turun



JAKARTA. Impor pupuk pada tahun lalul anjlok dari 4,3 juta ton di 2008 menjadi 1,7 juta ton. Usut punya usut, hal itu terjadi karena perusahaan perkebunan mengurangi konsumsi pemupukan di perkebunan mereka lantaran penurunan harga komoditas yang mereka tanam. ”Karena harga komoditas turun di 2009 maka pemupukan diturunkan, ambil contoh biasa pupuk 8 kilogram diturunkan menjadi 6 kilogram saja,” kata Direktur PT. Bakrie Sumatera Plantations, Bambang Aria Wisena kepada KONTAN, (22/2). Bambang bilang, pengaruh harga komoditas sangat berperan dalam proses pemupukan kebun. Berbeda dengan tahun 2008, dimana harga komoditi khususnya CPO sedang naik daun. Perusahaan perkebunan juga berlomba untuk meningkatkan pemupukannya dengan harapan kebun mereka bisa berproduksi maksimal. ”Jika harga tinggi biasanya konsumsi pupuk juga meningkat,” jelas Bambang yang juga ketua bidang organisasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI). Selain alasan dari pengusaha perkebunan, adanya subtitusi pupuk impor dengan pupuk dari dalam negeri menjadi faktor lain anjloknya impor pupuk. Benny Wahyudi, Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia, Kementrian Perindustrian bilang, saat ini sejumlah pabrik pupuk sudah mulai memproduksi pupuk yang dibutuhkan perkebunan. ”Beberapa pabrik sudah memproduksi NPK yang sekarang banyak diimpor,” kata Benny. Pabrik pupuk yang sudah memproduksi NPK itu diantaranya adalah PT. Petrokimia Gresik, PT. Pupuk Kaltim dan juga PT. Pupuk Kujang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Test Test