Impor sapi bakalan bisa semakin turun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tanda-tanda penurunan impor sapi bakalan semakin jelas terlihat. Ini merupakan imbas aturan rasio 5:1 untuk mendapatkan kuota impor sapi bakalan.

Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) menyatakan, ketentuan rasio 5:1 memberatkan pengusaha. Soalnya, aturan ini menyatakan, setiap mengimpor lima ekor sapi bakalan, importir harus mendatangkan satu sapi indukan.

Catatan Gapusindo, realisasi impor sapi bakalan per 1 Juni 2018 sebanyak 164.042 ekor. Jumlah itu berasal dari persetujuan impor untuk 235.000 ekor. Stok sapi bakalan Gapuspindo hingga Juni berkisar 161.784 ekor. Dibandingkan dengan periode yang sama di 2017, stok sapi Gapuspindo mencapai 209.503 ekor. Sepanjang tahun lalu, realisasi impor sapi bakalan sebanyak 480.000 ekor.


"Kalau dilihat dari stok tahun lalu, jumlah tahun ini mengalami penurunan sekitar 40.000 ekor," ujar Wakil Ketua Dewan Gapuspindo Didiek Purwanto, Jumat (29/6).

Didiek menegaskan, penurunan impor ini sebagai bentuk kekhawatiran pelaku usaha penggemukan (feedloter) atas kebijakan impor sapi indukan dengan rasio 5:1. Dengan melakukan impor sapi indukan, itu akan mengurangi ruang di kandang dan akan membebani para feedloter dari sisi pendanaan.

"Pembiakan sapi betina juga saat ini sedang tidak ekonomis. Sementara pihak perbankan pun belum tentu mau membiayai pembiakan sapi karena dianggap tidak menguntungkan," kata Didiek.

Lantaran khawatir atas kebijakan impor dengan rasio 5:1 tersebut, Didiek mengungkapkan, sudah ada beberapa feedloter yang menghentikan kegiatan usahanya. Dari 39 anggota Gapuspindo, tercatat lima pengusaha yang menyetop kegiatan bisnis mereka. Sedangkan feedloter lainnya mengurangi jumlah impor sapi bakalan mereka.

Tambah lagi, banjir daging beku impor memengaruhi harga daging sapi di dalam negeri. Dari segi profit, kegiatan pembiakan sapi sudah tidak menguntungkan buat pengusaha. Catatan Badan Pusat Statistik (BPS), impor daging beku hingga April 2018 mencapai 27.356,34 ton, dengan nilai US$ 108,74 juta.

Muladno, Guru Besar Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB), berpendapat, kebijakan impor sapi bakalan dengan rasio 5:1 memang akan memunculkan modal yang besar untuk feedloter. Tapi, kebijakan ini memiliki sisi positif bagi industri daging nasional.

"Memang, impor sapi bakalan dengan rasio 5:1 cukup berat. Kalau impor sapi indukan hanya 10% dari kapasitas, mungkin bisnis masih bisa menerima. Jadi, jangan setiap impor, kebijakan itu dilakukan," saran Muladno

Meski begitu, Muladno menambahkan, kebijakan impor sapi bakalan itu juga mendidik peternak supaya jangan orientasi profit saja, tetapi juga berpikir kemandirian. "Ada sisi baiknya. Feedloter juga bisa bermitra dengan peternak," imbuh Muladno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati