KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Ketua Dewan Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo), Didiek Purwanto memperkirakan impor sapi bakalan tahun ini akan menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Hingga November 2017 realisasi impor sapi bakalan anggota Gapuspindo hanya berkisar 392.000 ekor. Didiek memperkirakan impor sapi bakalan anggota Gapuspindo hanya sekitar 450.000 ekor, dimana pada 2016 jumlah impor sapi bakalan hampir mencapai 600.000 ekor. Menurut Didiek, penurunan jumlah impor sapi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Dia bilang faktor utama adalah adanya kewajiban feedloter untuk impor sapi indukan dengan porsi 1:5. Menurutnya aturan tersebut mengakibatkan banyak feedloter yang memilih untuk mengurangi jumlah impor sapi bakalan karena membutuhkan dana yang lebih besar serta kebutuhan kandang yang lebih luas. "Dengan perbandingan 1:5 itu, kandang akan lebih banyak digubakan indukan. Kandang yang digunakan sapi indukan bisa lima kali lebih luas karena ada kandang untuk sapi bunting dan kandang untuk melahirkan juga," ujar Didiek kepada KONTAN, Minggu (26/11). Dia juga mengatakan biaya yang dikeluarkan akan lebih besar mengingat proses penggemukan sapi bakalan berbeda dengan pembiakan sapi indukan. Mulai dari sisi kandang hingga proses pembiakan. Didiek mengatakan, feedloter harus melakukan penambahan fasilitas pada kandang yang sudah ada mengingat kebutuhan jenis sapi indukan dan sapi bakalan berbeda. Selain itu, ada biaya tambahan lantaran sapi bakalan dapat dijual setelah digemukkan dalam waktu 120 hari, sementara sapi indukan masih harus membutuhkan 2-3 tahun untuk melahirkan. "Jadi feedloter memperhitungkan, semakin banyak indukannya, semakin banyak biaya yang akan tertanam di sapi-sapi indukan. dengan demikian kemampuan untuk mengimpornya berkurang," jelas Didiek. Selain karena kebijakan impor 1:5, Didiek pun mengatakan saat ini harga sapi bakalan di Australia sepanjang tahun ini relatif lebuh tinggi. Selain itu, persaingan pemenuhan daging di dalam negeri, dimana daging-daging beku impor mulai masuk ke pasaran sehingga harga daging sapi menurun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Impor sapi bakalan diperkirakan menurun
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Ketua Dewan Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo), Didiek Purwanto memperkirakan impor sapi bakalan tahun ini akan menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Hingga November 2017 realisasi impor sapi bakalan anggota Gapuspindo hanya berkisar 392.000 ekor. Didiek memperkirakan impor sapi bakalan anggota Gapuspindo hanya sekitar 450.000 ekor, dimana pada 2016 jumlah impor sapi bakalan hampir mencapai 600.000 ekor. Menurut Didiek, penurunan jumlah impor sapi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Dia bilang faktor utama adalah adanya kewajiban feedloter untuk impor sapi indukan dengan porsi 1:5. Menurutnya aturan tersebut mengakibatkan banyak feedloter yang memilih untuk mengurangi jumlah impor sapi bakalan karena membutuhkan dana yang lebih besar serta kebutuhan kandang yang lebih luas. "Dengan perbandingan 1:5 itu, kandang akan lebih banyak digubakan indukan. Kandang yang digunakan sapi indukan bisa lima kali lebih luas karena ada kandang untuk sapi bunting dan kandang untuk melahirkan juga," ujar Didiek kepada KONTAN, Minggu (26/11). Dia juga mengatakan biaya yang dikeluarkan akan lebih besar mengingat proses penggemukan sapi bakalan berbeda dengan pembiakan sapi indukan. Mulai dari sisi kandang hingga proses pembiakan. Didiek mengatakan, feedloter harus melakukan penambahan fasilitas pada kandang yang sudah ada mengingat kebutuhan jenis sapi indukan dan sapi bakalan berbeda. Selain itu, ada biaya tambahan lantaran sapi bakalan dapat dijual setelah digemukkan dalam waktu 120 hari, sementara sapi indukan masih harus membutuhkan 2-3 tahun untuk melahirkan. "Jadi feedloter memperhitungkan, semakin banyak indukannya, semakin banyak biaya yang akan tertanam di sapi-sapi indukan. dengan demikian kemampuan untuk mengimpornya berkurang," jelas Didiek. Selain karena kebijakan impor 1:5, Didiek pun mengatakan saat ini harga sapi bakalan di Australia sepanjang tahun ini relatif lebuh tinggi. Selain itu, persaingan pemenuhan daging di dalam negeri, dimana daging-daging beku impor mulai masuk ke pasaran sehingga harga daging sapi menurun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News