Impor sapi siap potong 24.750 ekor



JAKARTA. Impor sapi siap potong sudah masuk secara keseluruhan. Berdasarkan data dari Kementrian Perdagangan (Kemdag), per tanggal 14 Agustus 2013, jumlah impor sapi siap potong yang sudah masuk ke Indonesia mencapai 8.990. Senin (19/8) kemarin, dijadwalkan sapi sebanyak 15.760 ekor tiba di pelabuhan sehingga total impor sapi siap potong yang masuk ke Indonesia mencapai 24.750 ekor.

"Tanggal 19 Agustus 2013 akan masuk secara seluruhnya," kata Bachrul Chairi, Dirjen Perdagangan Luar Negeri, Kemdag.

Namun, menurut informasi yang diperoleh Kontan dari badan karantina, realisasi impor sapi siap potong yang datang kemarin hanya 12.600 ekor, yang diangkut kapal Brahman Express 2.000 ekor, kapal Ocean Drover 9.000 ekor dan sisanya sebanyak 1.600 ekor oleh kapal Sahiwal Express.


Jumlah perusahaan yang mengantongi izin impor sapi siap potong sebanyak sembilan. Perusahaan yang memperoleh izin impor paling besar adalah PT Bina Mentari Tunggal, mencapai 6.500 ekor atau sekitar 26,26% dari total kuota impor sapi siap potong.

Setelah PT Bina Mentari Tunggal, perusahaan lain yang juga mendapatkan jatah impor sapi siap potong yang paling besar adalah PT Pasir Tengah sebanyak 4.000 ekor dan PT Tanjung Unggul Mandiri sebanyak 3.500 ekor.

Juan Permata Adoe, Presiden Direktur PT Bina Mentari Tunggal mengatakan, pihaknya telah melakukan dua kali pengapalan impor sapi siap potong. Yang pertama pada tanggal 30 Juli yaitu sebanyak 1.478 ekor. Pengapalan yang kedua adalah pada tanggal 7 Agustus. Jumlah sapi siap potong yang dikapalkan sebanyak1.595 ekor.

Harga referensi

Sekedar catatan. Pemerintah memutuskan untuk mengimpor sapi siap potong kakrena harga daging di pasar dalam negeri melonjak hingga diatas Rp 100.000 per kilogram (kg). Sayangnya, meski pasokan sapi pedaging sudah diguyur dengan impor, harga daging sapi belum juga turun ke level Rp 74.000 hingga Rp 80.000 per kg.

Maka, kini Kementerian Perdagangan sedang mengkaji untuk menetapkan referensi harga. Dengan adanya harga referensi itu, Kemdag akan memutuskan kapan mengimpor dan kapan menghentikan impor daging.

Belum jelas berapa harga referensi untuk daging tersebut. Namun, Sarman Simanjorang, Ketua Komite Daging Sapi (KDS) menghitung, harga referensi tersebut adalah sekitar Rp 75.000-80.000 per kg. Di harga tersebut, menurut Sarman, peternak, perusahaaan pengemukan, rumah potong hewan (RPH) serta pedagang eceran sudah mendapat keuntungan yang lumayan. "Harga itu, peternak sudah bisa menjual di harga di atas Rp 25.000 per kg," katanya. 

Jamil Musanif, Direktur Pengembangan Usaha dan Investasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP), Kementrian Pertanian (Kemtan) mengatakan Pemerintah akan melakukan promosi investasi peternakan ke Australia tanggal 22-23 Agustus 2013. Tujuannya, agar Australia tidak hanya mengirim sapi ke Indonesia tetapi juga melakukan investasi di Indonesia.

"Pemerintah mau menagih janji lama Australia untuk menanamkan investasinya di bidang peternakan sapi," kata Jamil Senin (19/8) di Jakarta. Selain menawarkan lahan potensial untuk mengembangkan peternakan murni seperti di Nusa Tenggara dan Papua, pemerintah juga akan mengusulkan sistem peternakan sapi yang diintegrasikan di lahan perkebunan sawit.

Meski belum membeberkan perhitungan nilai investasi dan luas lahan, Jamil mengatakan, peternakan ini dapat dilakukan di lahan sawit yang sudah ada maupun lahan sawit yang baru dibuka. Luas potensi lahan sawit mencapai 9,8 juta hektare (ha). n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Fitri Arifenie