Impor Senjata Negara-negara Eropa Berlipat Ganda dalam Lima Tahun Terakhir



KONTAN.CO.ID - Data terbaru dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) menunjukkan bahwa angka impor senjata negara-negara Eropa telah berlipat ganda dalam lima tahun terakhir.

Melansir Reuters, impor senjata di Eropa tumbuh sebesar 94% antara tahun 2019-2023 dibandingkan tahun 2014-2018.

Dalam laporan yang dirilis hari Senin (11/3) itu, SIPRI mencatat bahwa Ukraina muncul sebagai importir senjata terbesar di Eropa setelah invasi Rusia pada tahun 2022.


Ukraina merupakan importir senjata terbesar keempat di dunia antara tahun 2019-2023. Dalam periode itu, setidaknya 30 negara memberikan bantuan militer ke Ukraina mulai Februari 2022.

Baca Juga: Ukraina Dekati Negara-negara Balkan Demi Pasokan Amunisi

AS juga telah meningkatkan ekspor senjatanya sebesar 17% pada tahun 2019-2023, dibandingkan tahun 2014-2018. 

"AS telah meningkatkan peran globalnya sebagai pemasok senjata yang merupakan aspek penting dalam kebijakan luar negerinya. AS mengekspor lebih banyak senjata ke lebih banyak negara dibandingkan yang pernah dilakukannya di masa lalu," tulis SIPRI dalam laporannya.

Sementara itu, ekspor senjata Rusia turun setengahnya pada periode yang sama. Ekspor senjata Rusia turun sebesar 53% antara tahun 2019-2023 dibandingkan tahun 2014-2018. 

Penurunan tersebut semakin intensif selama periode tersebut dan 52% lebih rendah pada tahun 2023 dibandingkan tahun 2022.

Baca Juga: Upaya Eropa Penuhi Perlengkapan Militer Ukraina Dalam Melawan Gempuran Rusia

"Rendahnya volume pengiriman senjata utama dari Rusia menunjukkan bahwa ekspor senjata Rusia kemungkinan akan tetap jauh di bawah tingkat yang dicapai pada tahun 2014-2018, setidaknya untuk jangka pendek," ungkap SIPRI.

Penurunan ekspor Rusia menyebabkan Prancis menyalip mereka sebagai eksportir senjata terbesar kedua di dunia setelah AS untuk pertama kalinya sejak pencatatan SIPRI dimulai pada tahun 1950.

SIPRI juga mencatat bahwa volume transfer global senjata-senjata utama, seperti pesawat terbang, kapal perang besar, artileri, rudal permukaan-ke-udara, dan tank, turun sedikit sebesar 3,3% antara tahun 2014-2018 dan 2019-2023.