JAKARTA. Impor sepatu Indonesia paling banyak berasal dari China. Hal ini dipicu oleh turunnya bea masuk impor sepatu sepatu per 1 Januari 2010 silam setelah kesepakatan Asean-China Free Trade Agreement (ACFTA) berlaku.“Empat tahun terakhit ini, impor sepatu dari China paling tinggi,” kata Eddy Widjanarko, Ketua Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) di Jakarta, Kamis (22/7). Menurutnya, kenaikan impor tersebut seharusnya sudah diantisipasi oleh pemerintah. Namun Eddy menyayangkan sikap pemerintah yang malah menaikan tarif dasar listrik saat kompetisi industri sedang berada dalam keadaan lemah.“Dampaknya adalah pengusaha sepatu akan memilih untuk impor sendiri dan ini sudah ada gejala kesana,” kata Eddy. Ia tak menutup mata, banyak anggota asosiasinya yang memilih menjadi pedagang daripada menjadi produsen sepatu di dalam negeri. Alasannya, menjadi produsen memiliki beban yang banyak, mulai dari tenaga kerja hingga kenaikan TDL.Ia memperkirakan, pasar sepatu di dalam negeri mencapai Rp 25 triliun. Dari angka itu, Eddy menghitung pasar industri sepatu dalam negeri sekitar 40-45%; dan sisanya dari impor. ”Ini kembali mengkhawatirkan,” kata Eddy.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Impor Sepatu Paling Banyak Berasal dari China
JAKARTA. Impor sepatu Indonesia paling banyak berasal dari China. Hal ini dipicu oleh turunnya bea masuk impor sepatu sepatu per 1 Januari 2010 silam setelah kesepakatan Asean-China Free Trade Agreement (ACFTA) berlaku.“Empat tahun terakhit ini, impor sepatu dari China paling tinggi,” kata Eddy Widjanarko, Ketua Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) di Jakarta, Kamis (22/7). Menurutnya, kenaikan impor tersebut seharusnya sudah diantisipasi oleh pemerintah. Namun Eddy menyayangkan sikap pemerintah yang malah menaikan tarif dasar listrik saat kompetisi industri sedang berada dalam keadaan lemah.“Dampaknya adalah pengusaha sepatu akan memilih untuk impor sendiri dan ini sudah ada gejala kesana,” kata Eddy. Ia tak menutup mata, banyak anggota asosiasinya yang memilih menjadi pedagang daripada menjadi produsen sepatu di dalam negeri. Alasannya, menjadi produsen memiliki beban yang banyak, mulai dari tenaga kerja hingga kenaikan TDL.Ia memperkirakan, pasar sepatu di dalam negeri mencapai Rp 25 triliun. Dari angka itu, Eddy menghitung pasar industri sepatu dalam negeri sekitar 40-45%; dan sisanya dari impor. ”Ini kembali mengkhawatirkan,” kata Eddy.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News