Impor sulit, Kemendag prioritaskan cabai lokal



JAKARTA. Untuk bisa mengimpor cabai ternyata tidaklah mudah. Meskipun sebagai negara produsen cabai di dunia ini cukup banyak, namun tidak semua jenisnya tidak sesuai dengan lidah masyarakat Indonesia. Untuk itu pemerintah melakukan optimalisasi dari produksi cabai di dalam negeri, terutama di daerah sentra yang mengalami surplus produksi. Ini juga untuk menanggulangi melonjaknya harga cabai yang terjadi belakangan ini. Bayu Krisnamurthi Wakil Menteri Perdagangan mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan kementerian teknis terkait yakni Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mengambil langkah untuk lebih memperkuat distribusi di sentra produksi cabai dalam negeri. Menurut Bayu, kebutuhan cabai untuk sambal sangat spesifik karena butuh jenis yang segar. Hal ini berbeda dengan impor bawang putih yang relatif lebih mudah yakni salah satunya berasal dari China. "Kalau impor cabai tidak mudah untuk sambal. Itu kan butuh segar jenisnya beda," kata Bayu, Jumat (28/2). Bayu sendiri tidak menampik bila saat ini terjadi lonjakan untuk jenis cabai. Hal tersebut dikarenakan salah satu sentra produksi cabai dalam negeri seperti Jawa Timur mengalami gangguan. Mengutip data Kementerian Perdagangan (Kemendag) harga cabai untuk rawit merah kecenderungannya mengalami kenaikan. Pada Februari ini, harga rata-rata nasional berada dikisaran Rp 38.920 per kg, atau naik 46% dibanding Januari Rp 26.645 per kg. Bahkan, pada tanggal 25 Februari, harga cabai rawit merah tersebut sempat menembus harga Rp 56.000 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan