JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemdag) telah mengeluarkan izin impor sapi bakalan untuk kuartal III-2015 sebanyak 50.000 ekor. Kuota itu lebih rendah dari permintaan Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) yang sebanyak 250.000 ekor untuk periode yang sama. Melihat kuota impor yang terbatas, Apfindo akan berburu sapi lokal untuk mengisi kandangnya. Saat ini Apfindo memiliki kapasitas kandang 350.000 ekor per periode penggemukan atau selama dua hingga tiga bulan. sayangnya, minimnya ketersediaan stok sapi lokal membuat Apfindo juga sulit memenuhi kapasitas kandang tersebut. Namun Direktur Eksekutif Apfindo Johny Liano mengatakan secara keseluruhan kebutuhan sapi nasional sepanjang tahun ini mencapai 3,4 juta ekor, sedangkan petani lokal hanya mampu memasok 2,4 juta ekor. "Kita masih harus mengimpor 1 juta sapi untuk menutup kekurangan pasokan," ujar Johny kepada KONTAN, Senin (13/7). Selain stok sedikit, Johny juga menyebut harga sapi lokal justru lebih mahal ketimbang impor. Menurut catatan Apfindo, pekan lalu harga sapi lokal tembus Rp 43.000 per kilogram (kg), sedangkan sapi impor hanya Rp 40.000 per kg. Sayang, Johny enggan memberi tahu prediksi kenaikan harga daging sapi di tingkat konsumen akibat keterbatasan pasokan. "Itu masalah pasokan dan permintaan. Kalau pasokan sedikit sedangkan permintaan tinggi, harga pasti naik," ujarnya. Sementara itu menurut Ketua Dewan Persusuan Nasional Indonesia (DPN) Teguh Boediyana, stok sapi lokal saat ini kurang dari 12 juta ekor, menurun dari data per tahun 2013 sebanyak 12,5 juta ekor. Dia bilang, penurunan stok sapi lokal tersebut akibat maraknya praktik pemotongan sapi betina produktif. Asal tahu saja, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menandatangani izin impor sapi bakalan sebanyak 50.000 ekor untuk kuartal III-2015 akhir pekan lalu. Dia bilang, izin yang diberikan memang tidak terlalu banyak lantaran stok yang ada masih cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Perinciannya, sebanyak 80% stok berasal dari petani lokal, sedangkan 20% sisanya impor. "Tidak ada alasan kekurangan stok," ujarnya akhir pekan lalu. Menurut pantauan Kemdag, rata-rata harga daging sapi di Jakarta per 9 Juli 2015 berada di Rp 101.600 per kg. Sementara rata-rata harga daging sapi nasional mencapai Rp 105.537 per kg. Harga tersebut lebih tinggi dari instruksi Kemdag untuk menjaga harga daging sapi di kisaran Rp 89.000 per kg hingga Rp 96.000 per kg selama H-22 sampai dengan H+2 Lebaran. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Impor terbatas, harga daging sapi bisa melonjak
JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemdag) telah mengeluarkan izin impor sapi bakalan untuk kuartal III-2015 sebanyak 50.000 ekor. Kuota itu lebih rendah dari permintaan Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) yang sebanyak 250.000 ekor untuk periode yang sama. Melihat kuota impor yang terbatas, Apfindo akan berburu sapi lokal untuk mengisi kandangnya. Saat ini Apfindo memiliki kapasitas kandang 350.000 ekor per periode penggemukan atau selama dua hingga tiga bulan. sayangnya, minimnya ketersediaan stok sapi lokal membuat Apfindo juga sulit memenuhi kapasitas kandang tersebut. Namun Direktur Eksekutif Apfindo Johny Liano mengatakan secara keseluruhan kebutuhan sapi nasional sepanjang tahun ini mencapai 3,4 juta ekor, sedangkan petani lokal hanya mampu memasok 2,4 juta ekor. "Kita masih harus mengimpor 1 juta sapi untuk menutup kekurangan pasokan," ujar Johny kepada KONTAN, Senin (13/7). Selain stok sedikit, Johny juga menyebut harga sapi lokal justru lebih mahal ketimbang impor. Menurut catatan Apfindo, pekan lalu harga sapi lokal tembus Rp 43.000 per kilogram (kg), sedangkan sapi impor hanya Rp 40.000 per kg. Sayang, Johny enggan memberi tahu prediksi kenaikan harga daging sapi di tingkat konsumen akibat keterbatasan pasokan. "Itu masalah pasokan dan permintaan. Kalau pasokan sedikit sedangkan permintaan tinggi, harga pasti naik," ujarnya. Sementara itu menurut Ketua Dewan Persusuan Nasional Indonesia (DPN) Teguh Boediyana, stok sapi lokal saat ini kurang dari 12 juta ekor, menurun dari data per tahun 2013 sebanyak 12,5 juta ekor. Dia bilang, penurunan stok sapi lokal tersebut akibat maraknya praktik pemotongan sapi betina produktif. Asal tahu saja, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menandatangani izin impor sapi bakalan sebanyak 50.000 ekor untuk kuartal III-2015 akhir pekan lalu. Dia bilang, izin yang diberikan memang tidak terlalu banyak lantaran stok yang ada masih cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Perinciannya, sebanyak 80% stok berasal dari petani lokal, sedangkan 20% sisanya impor. "Tidak ada alasan kekurangan stok," ujarnya akhir pekan lalu. Menurut pantauan Kemdag, rata-rata harga daging sapi di Jakarta per 9 Juli 2015 berada di Rp 101.600 per kg. Sementara rata-rata harga daging sapi nasional mencapai Rp 105.537 per kg. Harga tersebut lebih tinggi dari instruksi Kemdag untuk menjaga harga daging sapi di kisaran Rp 89.000 per kg hingga Rp 96.000 per kg selama H-22 sampai dengan H+2 Lebaran. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News