Impor turun, suplai sapi bakalan di Q1 terhambat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) memperkirakan, realisasi impor sapi bakalan tidak akan mencapai 450.000 ekor. Padahal, pada tahun sebelumnya, realisasi impor sapi bakalan hampir mencapai 600.000 ekor. Dengan berkurangnya impor sapi bakalan ini, Wakil Ketua Dewan Gapuspindo, Didiek Purwanto mengatakan, hal ini dapat mengganggu pasokan daging sapi di kuartal I 2018. “Permintaan tetap naik, sementara suplai kurang, maka nanti akan ada hambatan,” ujar Didiek, Selasa (26/12). Menurut Didiek, hal ini disebabkan oleh berbagai hal. Mulai dari aturan yang mewajibkan feedloter untuk turut mengimpor sapi indukan dengan porsi 1:5. Hal ini menyebabkan banyak feedloter yang akhirnya menurunkan jumlah impornya.

Pasalnya, biaya yang dikeluarkan menjadi tidak efisien dan fasilitas kandang justru digunakan untuk sapi indukan. “Secara bisnis tidak optimal karena sapi indukan dipelihara sekitar 3 tahun,” ujarnya. Tak hanya itu, saat ini harga sapi segar pun melesu lantaran beredarnya daging kerbau beku di pasaran. Akhirnya, yang terkena dampak bukan saja feedloter, namun turut menekan produsen sapi lokal. Didiek mengatakan, bila persediaan sapi dari feedloter menurun, maka permintaan sapi dari peternakan rakyat akan melonjak. Dia menambahkan, bila peternakan rakyat tidak siap dalam menyediakan pasokan, maka permintaan daging kerbau beku akan melonjak. Sampai saat ini, peternakan penggemukan masih berupaya untuk terus melakukan impor sapi bakalan. Namun, menurutnya feedloter pun membutuhkan kejelasan dalam berusaha. Dia bilang, harus diadakan evaluasi terhadap regulasi yang ada, sehingga aturan tersebut sejalan dengan feedloter. “Kami mendukung keputusan pemerintah, Teman-teman pun akan melakukan impor sesuai dengan kemampuan, tetapi kalau aturanya seperti ini, tahun depan kemungkinan jumlah impor sapi bakalan akan berkurang,” kata Didiek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Rizki Caturini