Impor unggas tak terhindarkan, Peternak: Harus ada gerakan efisiensi nasional



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kekalahan Indonesia atas gugatan yang diajukan Basil ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) diperkirakan impor ayam ras akan terjadi. Dewan Pembina Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara (PPUN) Sigit Prabowo pun mengatakan, Indonesia tidak bisa menghindar dari putusan panel WTO ini.

Karena itu, Sigit pun berpendapat harus dilakukan gerakan efisiensi nasional, mengingat harga daging ayam impor masih lebih rendah dibandingkan harga ayam produksi di dalam negeri.

Baca Juga: Ayam Impor Menyerbu Indonesia, Peminat Saham CPIN dan Japfa Tak Perlu Khawatir


Apalagi, landed cost dari negara pengekspor hanya sebesar 50% dari biaya produksi di tingkat integrator atau peternak mandiri di dalam negeri.

Gerakan efisiensi tersebut, menurut Sigit, bisa dimulai dari harga bahan baku pakan, harga pakan, harga indukan DOC Parent Stock, harga DOC Full Stock (FS).

Tak hanya itu, efisiensi dalam tata kelola perkandangan dan tata niaga pun harus dilakukan.

"Sebab harga sapronak (sarana produksi peternakan) yang terlalu tinggi akan memberatkan para peternak sebagai pengguna. Daya saing produk hilir atau hasil budidaya di tingkat peternak akan tergerus tatkala material yang harganya mahal sudah dibebankan sejak awal," ujar Sigit kepada Kontan.co.id, Jumat (26/7).

Baca Juga: Ayam Brasil siap serbu Indonesia, saham emiten ayam CPIN, JPFA, dan MAIN memerah

Sigit menambahkan, untuk mewujudkan efisiensi, semua pihak pun harus memikul tanggung jawab tersebut.

Dia berpendapat, kebutuhan daging (broiler) di dalam negeri sebetulnya dapat dipenuhi dari produksi di dalam negeri dengan harga terjangkau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi