Importir daging sapi melirik bisnis RPH



PONOROGO. Pemangkasan kuota impor daging sapi beku dan sapi bakalan membuat sejumlah importir mengalihkan bisnis mereka ke rumah potong hewan (RPH). Sejumlah perusahaan bahkan sudah mendirikan RPH untuk memenuhi kebutuhan daging dari sapi-sapi lokal.

Salah satu importir yang melirik bisnis RPH adalah PT Rita Jaya Beef (RJB). Cholik Agus Dianto, pemilik Rita Jaya Beef mengatakan, selain perusahaannya ada sekitar dua atau tiga perusahaan importir lagi yang akan masuk ke bisnis RPH. Agus tidak mau menyebutkan nama-nama perusahaan tersebut.

RJB selama ini memang dikenal sebagai importir daging sapi beku. Agus bilang, perusahaannya mampu menyuplai 40 ton per hari daging sapi beku. Namun dengan pemangkasan kuota impor, maka sejak 2012 jatah impor daging beku RJB merosot sehingga pada tahun ini hanya mendapat kuota impor daging sapi sebanyak 780 ton, dari total kuota impor daging sapi nasional 80.000 ton.


Cholik mengatakan, perusahaannya membangun RPH standar internasional dengan investasi Rp 6 miliar. "Kita berharap dengan dibangunnya RPH ini suplai daging ke Jabodetabek semakin lancar dan harga menjadi lebih murah," katanya, Sabtu (6/4).

Mulai beroperasi Maret lalu,  RPH ini berlokasi di Desa Pijeran, Ponorogo, Jawa Timur dengan kapasitas maksimal 100 ekor per hari. Untuk tahap awal, utilisasi hanya 20% atau sekitar 20 ekor setara 8 ton daging sapi per hari. Agus optimis kapasitas akan semakin meningkat didorong semakin bergairahnya peternak lokal. Apalagi adanya RPH, peternak memiliki pilihan penjualan.

Perusahaan ini menggunakan sistem pembelian sapi dengan perhitungan berat karkas. Harga pembelian daging karkas saat ini dikisaran Rp 67.000-Rp 68.000 per kg. Sementara harga jual daging bervariasi tergantung dari jenisnya mulai dari Rp 70.000 per kg untuk daging paha kaki depan hingga Rp 170.000 per kg untuk potongan premium.   Agus menghitung, satu ekor sapi dapat menghasilkan lebih dari 30 macam jenis potongan daging dari kualitas bagus (prime cut) hingga tetelan.

Syukur Iwantoro, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian mengatakan, dengan semakin banyak RPH yang terbangun di sentra produksi maka harga daging sapi akan menjadi murah. "Kualitas daging lokal juga lebih baik," katanya.

Tahun ini Kemtan menganggarkan dana Rp 104 miliar untuk revitalisasi 44 RPH di Indonesia. Diharapkan dengan berkembangnya RPH di daerah maka ketergantungan daging sapi di Jabodetabek terhadap perusahaan penggemukan atau feedloter yang saat ini mencapai 50% dapat dikurangi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa