Importir Korsel mengincar produk sumber daya alam



JAKARTA. Importir Korea Selatan (Korsel) yang tergabung dalam Korea Importers Association (KOIMA) mengincar tambahan transaksi perdagangan dari Indonesia sebesar US$ 100.000. Itu adalah target mereka selama menggelar forum one on one business matching and industrial dari tangga 12 Juli-15 Juli 2017.

Produk sumber daya alam (SDA) masih menjadi incaran KOIMA. Tahun ini, 130 anggota KOIMA yang mewakili 66 perusahaan Korsel, lebih banyak mencari minyak sawit, karet dan kayu.

Myoung-Jin Shin, Chairman KOIMA, mengatakan, harga murah dan kualitas bagus menjadi kelebihan produk Indonesia. "Dari sisi waktu pengiriman lebih cepat dibandingkan kami membeli dari Eropa atau Amerika," terangnya, Kamis (13/7).


Tahun depan, KOIMA berencana mendatangkan 8.000 anggota ke Indonesia. Produk yang menjadi incar bakal lebih banyak berupa produk setengah jadi.

Rencana tersebut sejalan dengan niat Kementerian Perdagangan (Kemdag) yang ingin mendorong ekspor barang setengah jadi. "Jadi kami minta mereka membuka pabrik di sini, karena  ada sumber daya mereka," tutur Ari Satria, Sekretaris Jenderal Direktorat Pengembangan Ekspor Nasional Kemdag, dalam kesempatan yang sama.

Kemdag melihat, Korsel dan Indonesia bisa saling melengkapi. Pasalnya Korsel sebagai negara industrial, membutuhkan bahan baku Indonesia seperti minyak dan gas (migas), batubara, karet, bijih besi dan bahan mentah lain.

Sementara, Kemdag juga yakin tak ada hambatan perdagangan yang signifikan. Kalaupun ada, Doddy Edward, Staf Ahli bidang Kerjasama Internasional Kementerian Perdagangan (Kemdag), mengatakan, Kemdag siap mencari solusi bersama.

Sepanjang tahun lalu total perdagangan antara Indonesia-Korsel mencapai US$ 14,8 miliar. Jumlah tersebut menurun 11% ketimbang tahun 2015 lalu.

Adapun dari Januari-Mei 2017, nilai perdagangan Indonesia-Korsel menyentuh US$ 7,3 miliar atau naik 22,6% dibandingkan periode yang sama tahun 2016. Mayoritas perdagangan Indonesia berupa sumber daya alam dengan nilai US$ 7 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan