JAKARTA Affin Holdings, korporasi perbankan asal negeri jiran Malaysia mengaku serius ingin menggarap pasar perbankan syariah di Indonesia yang tengah berada dalam masa pertumbuhan. Ambisi Affin Holdings ini sudah dilakukan dengan langkah awal berupa akuisisi terhadap Bank Ina Perdana melalui Affin Bank Bhd. Pembelian Ina yang nantinya akan dikonversi menjadi bank syariah tersebut menjadi pijakan (toehold) bagi Affin sebelum berekspansi dengan lebih agresif di sektor perbankan syariah di Indonesia."Inilah waktu yang tepat untuk masuk ke pasar Indonesia. Di sana, bank syariah masih belum terlalu banyak jika dibandingkan dengan jumlah penduduknya. Perbankan syariah di Indonesia masih berada di tingkat perkembangan awal, terlebih jika dibandingkan dengan Malaysia. Dus, masih potensi pertumbuhannya masih amat besar," papar Managing Director Affin Bank Datuk Zulkiflee Abbas Abdul Hamid seperti ditulis Business Times, Senin (26/4).Zulkiflee menuturkan, Affin kini sudah menuntaskan proses uji kelayakan (due dilligence) baik sisi legal maupun keuangan. Harapannya, proses akuisisi bisa tuntas pada kuartal tiga tahun ini. Ina Perdana nantinya akan dikonversi menjadi bank syariah, dan menandai ekspansi Affin yang pertama di luar kandangnya yakni Malaysia.Affin menilai, Ina layak untuk dikembangkan karena meskipun ukuran bank Ina termasuk kecil, namun ia cukup sehat. Dengan kepemilikan cabang sebanyak 20 buah, Ina mencatat tingkat kredit bermasalah yang kecil. "Bank ini cukup menguntungkan dengan tingkat kredit bermasalah yang kecil," kata Zulkiflee.Usai menuntaskan akuisisi Ina, Affin mengaku belum akan belanja bank ke luar negeri lagi. Korporasi ini akan memfokuskan diri untuk memperkuat pasarnya di Malaysia, selain membesarkan Ina sebagai bank syariah di Indonesia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ina Perdana, Cakar Pertama Affin Holding di Indonesia
JAKARTA Affin Holdings, korporasi perbankan asal negeri jiran Malaysia mengaku serius ingin menggarap pasar perbankan syariah di Indonesia yang tengah berada dalam masa pertumbuhan. Ambisi Affin Holdings ini sudah dilakukan dengan langkah awal berupa akuisisi terhadap Bank Ina Perdana melalui Affin Bank Bhd. Pembelian Ina yang nantinya akan dikonversi menjadi bank syariah tersebut menjadi pijakan (toehold) bagi Affin sebelum berekspansi dengan lebih agresif di sektor perbankan syariah di Indonesia."Inilah waktu yang tepat untuk masuk ke pasar Indonesia. Di sana, bank syariah masih belum terlalu banyak jika dibandingkan dengan jumlah penduduknya. Perbankan syariah di Indonesia masih berada di tingkat perkembangan awal, terlebih jika dibandingkan dengan Malaysia. Dus, masih potensi pertumbuhannya masih amat besar," papar Managing Director Affin Bank Datuk Zulkiflee Abbas Abdul Hamid seperti ditulis Business Times, Senin (26/4).Zulkiflee menuturkan, Affin kini sudah menuntaskan proses uji kelayakan (due dilligence) baik sisi legal maupun keuangan. Harapannya, proses akuisisi bisa tuntas pada kuartal tiga tahun ini. Ina Perdana nantinya akan dikonversi menjadi bank syariah, dan menandai ekspansi Affin yang pertama di luar kandangnya yakni Malaysia.Affin menilai, Ina layak untuk dikembangkan karena meskipun ukuran bank Ina termasuk kecil, namun ia cukup sehat. Dengan kepemilikan cabang sebanyak 20 buah, Ina mencatat tingkat kredit bermasalah yang kecil. "Bank ini cukup menguntungkan dengan tingkat kredit bermasalah yang kecil," kata Zulkiflee.Usai menuntaskan akuisisi Ina, Affin mengaku belum akan belanja bank ke luar negeri lagi. Korporasi ini akan memfokuskan diri untuk memperkuat pasarnya di Malaysia, selain membesarkan Ina sebagai bank syariah di Indonesia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News