JAKARTA. Indonesia National Air Carriers Association (INACA) menaksir potensi kehilangan pendapatan yang di derita seluruh maskapai yang tidak bisa terbang ke Bandara Adisutjipto Jogja lebih dari Rp 35,28 miliar; menyusul ditutupnya bandara tersebut oleh otoritas penerbangan selama seminggu ke depan.Ketua Umum INACA Emirsyah Satar menghitung secara kasar, potensi menguapnya pendapatan tersebut berasal dari 42 penerbangan domestik dikalikan kapasitas 100 kursi per pesawat dikalikan tarif per penumpang sekitar Rp 600.000 dikalikan tujuh hari dikalikan dua penerbangan pulang pergi."Angkanya masih bisa lebih besar lagi karena kapasitas pesawat yang digunakan maskapai dan tarif per penumpang bisa lebih besar dari itu tergantung kelompok layanan maskapainya. Belum lagi di Jogjakarta juga ada tiga penerbangan internasional PP," kata Emir yang juga Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero), Selasa (9/11).Garuda sendiri berpotensi kehilangan pendapatan dari total 20 penerbangan yang dilayaninya setiap hari ke Jogjakarta. Yaitu 16 kali dari Jakarta dan 4 kali dari Denpasar.Direktur Operasi Garuda Indonesia Ari Sapari menyebut, untuk dua rute tersebut maskapainya menggunakan Boeing 737-800NG berkapasitas 162 penumpang dimana 12 diantaranya merupakan kursi kelas bisnis. Rata-rata tarif penerbangan Garuda ke Jogjakarta Rp 900.000 per penumpang dengan load factor sekitar 80%.Jika seluruh angka tersebut dikalikan, maka dalam seminggu Garuda Indonesia kehilangan pendapatan Rp 16,32 miliar."Kami juga tidak bisa mengalihkan penerbangan Jogjakarta ke Solo. Karena saat ini transportasi darat dari Solo ke Jogjakarta sangat sulit. Selain itu Garuda kan juga punya penerbangan reguler ke Solo, penumpang bisa memanfaatkan itu," kata Ari.Emir juga optimis target sebanyak 12,36 juta penumpang tahun ini, atau meningkat 20% dari realisasi 10,3 juta penumpang pada 2009 masih bisa tercapai. Serta tidak terganggu pembatalan penerbangan ke Jogjakarta."Karena Garuda melayani 2.000 penerbangan per minggu, sementara penerbangan ke Jogjakarta hanya 140 kali. Mungkin berpengaruh sedikit tetapi tidak banyak," ujarnya.Selain Garuda, maskapai nasional yang juga terbang ke Bandara Adisutjipto antara lain Indonesia AirAsia, Lion Air, Sriwijaya, Mandala, Travel Express, dan Batavia Air.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
INACA: Seminggu ini, maskapai yang tidak terbangi Jogja kehilangan Rp 35,28 M
JAKARTA. Indonesia National Air Carriers Association (INACA) menaksir potensi kehilangan pendapatan yang di derita seluruh maskapai yang tidak bisa terbang ke Bandara Adisutjipto Jogja lebih dari Rp 35,28 miliar; menyusul ditutupnya bandara tersebut oleh otoritas penerbangan selama seminggu ke depan.Ketua Umum INACA Emirsyah Satar menghitung secara kasar, potensi menguapnya pendapatan tersebut berasal dari 42 penerbangan domestik dikalikan kapasitas 100 kursi per pesawat dikalikan tarif per penumpang sekitar Rp 600.000 dikalikan tujuh hari dikalikan dua penerbangan pulang pergi."Angkanya masih bisa lebih besar lagi karena kapasitas pesawat yang digunakan maskapai dan tarif per penumpang bisa lebih besar dari itu tergantung kelompok layanan maskapainya. Belum lagi di Jogjakarta juga ada tiga penerbangan internasional PP," kata Emir yang juga Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero), Selasa (9/11).Garuda sendiri berpotensi kehilangan pendapatan dari total 20 penerbangan yang dilayaninya setiap hari ke Jogjakarta. Yaitu 16 kali dari Jakarta dan 4 kali dari Denpasar.Direktur Operasi Garuda Indonesia Ari Sapari menyebut, untuk dua rute tersebut maskapainya menggunakan Boeing 737-800NG berkapasitas 162 penumpang dimana 12 diantaranya merupakan kursi kelas bisnis. Rata-rata tarif penerbangan Garuda ke Jogjakarta Rp 900.000 per penumpang dengan load factor sekitar 80%.Jika seluruh angka tersebut dikalikan, maka dalam seminggu Garuda Indonesia kehilangan pendapatan Rp 16,32 miliar."Kami juga tidak bisa mengalihkan penerbangan Jogjakarta ke Solo. Karena saat ini transportasi darat dari Solo ke Jogjakarta sangat sulit. Selain itu Garuda kan juga punya penerbangan reguler ke Solo, penumpang bisa memanfaatkan itu," kata Ari.Emir juga optimis target sebanyak 12,36 juta penumpang tahun ini, atau meningkat 20% dari realisasi 10,3 juta penumpang pada 2009 masih bisa tercapai. Serta tidak terganggu pembatalan penerbangan ke Jogjakarta."Karena Garuda melayani 2.000 penerbangan per minggu, sementara penerbangan ke Jogjakarta hanya 140 kali. Mungkin berpengaruh sedikit tetapi tidak banyak," ujarnya.Selain Garuda, maskapai nasional yang juga terbang ke Bandara Adisutjipto antara lain Indonesia AirAsia, Lion Air, Sriwijaya, Mandala, Travel Express, dan Batavia Air.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News