JAKARTA. Pemerintah akhirnya memutuskan untuk menjadikan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) sebagai perusahaan yang berdiri sendiri. Artinya Inalum akan menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sendiri dan bukan diambilalih BUMN lain."Rencananya akan menjadi BUMN mandiri yang berdiri sendiri yang nantinya akan meneruskan kegiatan itu," jelas Menteri Keuangan Agus Martowardojo di Jakarta, Rabu (13/3). Rencana ini akan dilakukan pemerintah saat habisnya kontrak dengan pihak Jepang di Inalum pada November 2013 mendatang. Walaupun sudah merencanakan akan menjadikan Inalum sebagai BUMN, tapi Agus mengaku belum memikirkan apakah di kemudian hari akan melakukan tender kembali untuk membuka partsipasi investor dalam kepemilikan di Inalum. "Belum dipikirkan, sekarang diambilalih dulu lah," tambahnya.Namun, Agus enggan menyebut berapa nilai buku dari Inalum dan berapa dana yang akan dikeluarkan pemerintah untuk membeli saham milik Jepang. Yang jelas, karena yang melakukannya adalah Kementerian Perindustrian. "Pemerintah sudah memiliki dana dan tinggal melakukan eksekusi," kata Agus. Saat ini, mayoritas saham di Inalum dikuasai PT Nippon Asahan Alumunium yang memiliki 58,9% saham atau senilai US$ 726 juta. sedangkan sisanya dimiliki oleh Indonesia. Kontrak kerjasama dengan Jepang akan berakhir pada 2013. Pemerintah sudah memutuskan tidak akan meneruskan kontrak kerjasama. Sebelumnya, pemerintah memperkirakan nilai PT Inalum mencapai US$ 1,3 miliar. Dengan demikian, untuk mengambil alih perusahaan alumunium tersebut diperkirakan dibutuhkan dana sebesar US$ 723 juta.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Inalum akan jadi BUMN sendiri
JAKARTA. Pemerintah akhirnya memutuskan untuk menjadikan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) sebagai perusahaan yang berdiri sendiri. Artinya Inalum akan menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sendiri dan bukan diambilalih BUMN lain."Rencananya akan menjadi BUMN mandiri yang berdiri sendiri yang nantinya akan meneruskan kegiatan itu," jelas Menteri Keuangan Agus Martowardojo di Jakarta, Rabu (13/3). Rencana ini akan dilakukan pemerintah saat habisnya kontrak dengan pihak Jepang di Inalum pada November 2013 mendatang. Walaupun sudah merencanakan akan menjadikan Inalum sebagai BUMN, tapi Agus mengaku belum memikirkan apakah di kemudian hari akan melakukan tender kembali untuk membuka partsipasi investor dalam kepemilikan di Inalum. "Belum dipikirkan, sekarang diambilalih dulu lah," tambahnya.Namun, Agus enggan menyebut berapa nilai buku dari Inalum dan berapa dana yang akan dikeluarkan pemerintah untuk membeli saham milik Jepang. Yang jelas, karena yang melakukannya adalah Kementerian Perindustrian. "Pemerintah sudah memiliki dana dan tinggal melakukan eksekusi," kata Agus. Saat ini, mayoritas saham di Inalum dikuasai PT Nippon Asahan Alumunium yang memiliki 58,9% saham atau senilai US$ 726 juta. sedangkan sisanya dimiliki oleh Indonesia. Kontrak kerjasama dengan Jepang akan berakhir pada 2013. Pemerintah sudah memutuskan tidak akan meneruskan kontrak kerjasama. Sebelumnya, pemerintah memperkirakan nilai PT Inalum mencapai US$ 1,3 miliar. Dengan demikian, untuk mengambil alih perusahaan alumunium tersebut diperkirakan dibutuhkan dana sebesar US$ 723 juta.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News