KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah memberikan keringanan pembayaran alias restrukturisasi kredit bagi industri padat karya mendapat sambutan positif dari Asosiasi Industri Aromatik Olefin dan Plastik (Inaplas). Meski begitu, Inaplas menilai bahwa keringanan itu perlu dibarengi dengan kebijakan yang pro industri, misalnya dengan memperketat arus barang impor. “Kalau aturannya enggak pro industri, industri juga masih akan kesulitan mengangsur atau mengembalikan utang dengan uang dari hasil penjualan, kan,” ujar Sekretaris Jenderal Inaplas, Fajar Budiono saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (8/11). Bukan tanpa alasan Fajar menyoroti persoalan impor. Menurut pengamatan Fajar, kebutuhan akan produk-produk petrokimia hilir seperti misalnya kemasan plastik sejatinya cukup tinggi saat ini. Namun, besarnya kebutuhan tersebut tidak sejalan dengan tingkat serapan produk petrokimia hilir lokal yang menurut Fajar masih jauh dari harapan.
Inaplas: Dukungan Restrukturisasi Kredit Harus Dibarengi Kebijakan yang Pro Industri
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah memberikan keringanan pembayaran alias restrukturisasi kredit bagi industri padat karya mendapat sambutan positif dari Asosiasi Industri Aromatik Olefin dan Plastik (Inaplas). Meski begitu, Inaplas menilai bahwa keringanan itu perlu dibarengi dengan kebijakan yang pro industri, misalnya dengan memperketat arus barang impor. “Kalau aturannya enggak pro industri, industri juga masih akan kesulitan mengangsur atau mengembalikan utang dengan uang dari hasil penjualan, kan,” ujar Sekretaris Jenderal Inaplas, Fajar Budiono saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (8/11). Bukan tanpa alasan Fajar menyoroti persoalan impor. Menurut pengamatan Fajar, kebutuhan akan produk-produk petrokimia hilir seperti misalnya kemasan plastik sejatinya cukup tinggi saat ini. Namun, besarnya kebutuhan tersebut tidak sejalan dengan tingkat serapan produk petrokimia hilir lokal yang menurut Fajar masih jauh dari harapan.