Inaplas: Proyek Pertamina-Rosneft agar dipercepat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri petrokimia di dalam negeri dianggap prospektif. Sekjen Indonesian Olefin & Plastic Industry Association (Inaplas) Fajar Budiono mengatakan, saat ini kesempatan yang baik bagi industri petrokimia nasional melakukan ekspansi.

Ini seiring adanya dari pengumuman keseriusan kerja sama Pertamina dengan perusahaan migas Rusia, Rosneft untuk membangun kilang minyak yang terintegrasi dengan pabrik petrokimia.

Dengan adanya proyek tersebut memungkinkan industri petrokimia dalam negeri mendapatkan pasokan bahan baku. Namun dia mengingatkan, pengumuman investasi Pertamina yang cepat, ditakutkan tidak sebanding dengan proses pembangunan proyek yang berjalan lamban.


“Yang penting action yang bisa dipercepat. Ini yang menjadi usulan kami kepada pemerintah,” tegas Fajar.

Fajar bercerita, investasi industri petrokimia tergolong besar. Dia mencontohkan, untuk satu pabrik petrokimia saja membutuhkan setidaknya biaya US$ 4 miliar untuk kapasitas sekitar 2 juta ton yang terdiri dari polietilena, propylene dan lainnya. “Itu belum lagi termasuk bahan baku untuk tekstil, farmasi dan sebagainya,” katanya.

Pertamina saat ini diketahui memproduksi jenis produk petrokimia seperti Propylene, Polypropylene, Para-Xyelen dan Styrene. Kapasitas produksi terbesar ialah Propylene yakni 600.000 ton per tahun. Sedangkan total kapasitas produksi petrokimia Pertamina setiap tahun mencapai sekitar 1 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini