Inaplas: Utamakan investasi petrokimia domestik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebutuhan akan produk petrokimia di dalam negeri semakin meningkat. Namun hal tersebut belum diimbangi oleh produksi dalam negeri yang mumpuni.

Sekjen Indonesian Olefin & Plastic Industry Association (Inaplas) Fajar Budiono mengatakan perlunya investasi yang berkesinambungan untuk industri ini, dan hal tersebut tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. "Tidak mungkin hanya membebankan pada negara saja (Bumn), pemerintah bisa ajak kerjasama swasta," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (7/12).

Jikalau negara belum mampu mengembangkan industri ini, sebaiknya jangan sungkan untuk menyerahkannya pada swasta. Fajar mencontohkan, di beberapa negara porsi perusahaan negara memang terasa besar di hulu industri petrokimia. 


"Namun semakin ke bawah atau hilir, porsinya turut mengecil," kata Fajar. Hal ini diyakini bakal meningkatkan iklim bisnis dan investasi terus menerus.

Inaplas berharap agar pemerintah bisa hadir sebagai regulator yang mampu memberikan kepastian hukum dan jaminan keamanan bagi investor. Di samping itu, Fajar menambahkan, pemerintah sebaiknya menjaga peluang industri petrokimia dalam negeri untuk berkembang.

"Jangan sampai kesempatan investasi tidak bisa diraih industri dalam negeri. Kalau bisa diutamakanlah pelaku usaha dalam negeri ini," terang Fajar. Berdasarkan riset Nexant 2017, permintaan akan produk petrokimia di Indonesia dalam rata-rata (CAGR) 2017-2023 akan lebih tinggi dibandingkan global.

Sebagai perbandingan, untuk permintaan produk polyethylene, CAGR 2017-2023 Indonesia mencapai 4,4% sedangkan global hanya 3,4%. Sementara permintaan produk polypropylene CAGR 2017-2023 di Indonesia ialah 4,7%, dan di tataran global 3,6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati