Inas si pengembang permainan yang mendunia berkat game ponsel



Usaha pembuatan game ponsel berhasil melambungkan nama Nightspade dalam industri game dunia. Perusahaan yang didirikan oleh Inas Lutfhi dan dua rekannya ini telah menuai banyak pesanan game ponsel dari beberapa perusahaan kelas dunia. Berkat pembuatan game ponsel ini pula, Nightspade mendulang omzet ratusan juta rupiah.Boleh jadi, suatu saat nanti, dari Indonesia bakal muncul pengembang game online setenar Mark Pincus. Raja game asal Chicago, Amerika Serikat (AS) itu berhasil mempopulerkan berbagai game online, seperti CitiVille, FarmVille di bawah bendera Zynga. Seiring maraknya industri game di dunia, beberapa pelaku usaha di bidang internet pun terjun ke usaha ini. Salah satunya, Inas Luthfi, CEO Nightspade. Bersama dengan dua orang rekannya, Doddy Dharma dan Garibaldy Wibowo Mukti, ia mengembangkan usaha pembuatan game ponsel di Bandung.Inas dan kedua rekannya itu memang bukan orang baru di dunia bisnis teknologi informatika. Dengan modal patungan, tiga alumnus Teknik Informatika ITB itu mengawali usahanya dengan menyediakan beragam program aplikasi untuk internet sejak 2009 lalu.Selain aplikasi untuk ponsel pintar, mereka juga membuat aplikasi sesuai pesanan klien yang ingin berpromosi lewat internet. Satu perusahaan yang pernah menjalin kerja sama dengan Nightspade adalah Kompas dalam pembuatan aplikasi news reader. Seiring tingginya pengguna ponsel pintar dan maraknya pemakaian game ponsel, Nightspead pun mulai mengembangkan bisnis dengan merambah usaha pembuatan game ponsel. Tak disangka, konsep game pertama mereka diminati pengembang game asal Negeri Barack Obama. Inas bilang, konsep game itu lantas dibeli dengan nilai US$ 8.500 dan dikembangkan oleh perusahaan asing tersebut. "Waktu itu, kami jual putus," ujar Inas yang enggan menyebut nama game dan perusahaan yang membeli game pertama karya Nightspade lantaran terikat perjanjian hak paten. Keberhasilan itu tentu saja makin memantapkan langkah Nightspade sebagai pengembang game. Lantas, pada 2010, mereka memilih fokus sebagai pengembang game untuk ponsel. Hingga kini, Nightspade telah meluncurkan beberapa game yang banyak diminati, seperti Stack The Stuff, Mad Warrior, Don Gravity, Taby The Little Mouse, Air Heroes, dan masih banyak lagi. Aplikasi game ini tersedia untuk beberapa perangkat smarthphone, seperti iPhone, ponsel berbasis Android, iPad, Playbook, dan sebagainya.Selain mengembangkan game ponsel kelas premium, Nightspade juga meluncurkan game untuk ponsel kelas menengah, seperti rajamusik.com. Ini merupakan permainan band simulasi. Selain membuat game aplikasi, Nightspade juga menerima pesanan dari industri yang memerlukan game sebagai media promosi. Saat ini, mereka tengah mengerjakan game yang dipesan oleh produsen ponsel asal Finlandia, Nokia. Menurut Inas, game ini akan muncul pada ponsel-ponsel Nokia seri terbaru.Meski telah menerima banyak order pembuatan game, Inas lebih senang membuat aplikasi game sendiri dan menjualnya kepada end user atau gamers secara langsung. Pasalnya, ia bisa mendapatkan saran dan kritik secara langsung dari penikmat game. Aneka kritik itu tentu bisa menjadi tolok ukur keberhasilan sebuah game. "Feedback apa pun bisa membantu mengembangkan kami dan akan menjadi kepuasan yang tak ternilai bila banyak orang memainkan game kami dan mereka mau memberi tanggapannya," ujar pria yang baru berusia 23 tahun ini. Selain itu, Nightspade bisa menuai banyak uang dari penjualan langsung. Dari setiap game yang diunduh gamers, Nightspade akan mendapatkan pendapatan 70%. Sisanya, 30% merupakan fee untuk penyedia perangkat, seperti Apple. Asal tahu saja, untuk mengunduh aplikasi game berbayar, gamers dikenakan biaya senilai US$ 1. Bayangkan saja, bila sebuah game sanggup diunduh hingga 30.000 gamers. Maka, Nightspade pun bisa mengantongi omzet US$ 21.000. "Penghasilan dari game memang sangat menjanjikan," ujar Inas.Kini, Inas sedang mengembangkan game baru yang membidik pasar global. Pada produk game terbarunya ini, Nightspade bekerja sama dengan pengembang game asal Singapura, yakni mig33. Inas pun yakin, game barunya bakal mendunia karena mig33 telah memiliki pasar di beberapa negara kawasan Asia Tenggara dan Timur Tengah. Menurut Inas, banyak perusahaan game dari luar negeri yang mengincar pengembang game lokal. karena itu, ia berpesan kepada para pengembang game lainnya, supaya aktif berpromosi untuk mengenalkan produknya di pasar internasional. Maklum, sebagai salah satu negara dengan penduduk terpadat, Indonesia juga menjadi pasar potensial penjualan game ponsel. Selain itu, sumber daya manusia di Indonesia dalam pengembangan game ini memiliki kualitas baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Tri Adi