KONTAN.CO.ID - BEKASI. PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) mengincar pertumbuhan bisnis yang positif  di sepanjang tahun ini.  Pihaknya menargetkan untuk dapat meraih laba bersih sebesar Rp 100 miliar hingga tutup tahun nanti. Angka tersebut melesat 194,11% dibandingkan laba bersih pada tahun sebelumnya yang senilai Rp 34 miliar. 

Head of Investor Relations Bekasi Fajar Industrial Estate Seri mengungkap, ambisi perusahaan itu bukan tanpa alasan. Prospek penjualan lahan yang dinilai masih akan mentereng membuat perseroan yakin dapat mencapai target tersebut di tahun ini. 

“Ini didasari kenaikan penjualan tanah kami, karena margin tanah cukup besar dibandingkan recurring income kami, sehingga bisa mendorong peningkatan laba bersih yang kami targetkan bisa  Rp 100 miliar,” ungkap dia belum lama ini.

Seperti yang dikatakan Seri, prospek peningkatan laba bersih BEST masih akan ditopang dari  penjualan lahan yang merupakan kontributor pendapatan utama perseroan. Sementara sisanya berasal dari recurring income. 

Baca Juga: Pradiksi Gunatama (PGUN) Catat Pendapatan Rp 181,12 Miliar pada Kuartal I

Sedangkan dari sisi bottom line, BEST mengincar angka pendapatan sebesar Rp 650 miliar di sepanjang tahun ini, atau lebih tinggi 19,70% dari sebelumnya Rp 543 miliar di tahun 2022. 

Adapun, Bekasi Fajar menargetkan untuk dapat membukukan marketing sales Rp 651 miliar hingga  tutup tahun nanti. 

Merujuk data internal perusahaan, hingga kuartal I-2023 marketing sales BEST sudah mencapai Rp 52 miliar dari target yang dicanangkan. Penjualan tersebut datang dari sektor pergudangan atau logistik dan juga otomotif.

Target pasar Perseroan di tahun ini terutama pada industri-industri yang relatif tahan terhadap dampak pandemi, seperti logistik pergudangan, elektronik, dan consumer goods serta industri yang sedang bertumbuh seperti industri data center dan kendaraan elektrik

Baca Juga: Siapkan Capex Rp 300 Miliar, Bekasi Fajar Industrial Estate (BEST) Siap Ekspansi

Sementara untuk recurring income, pihaknya memproyeksikan pertumbuhan sekitar 6%. 

“Recurring income ini masih disokong oleh bisnis maintenance dan water yang disediakan kepada tenant atau pembeli lahan,” tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi