Incar pertumbuhan penjualan dua digit, Multistrada (MASA) perluas jaringan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) berusaha menggeber penjualan di tahun 2019. Salah satu strategi yang dilakukan dengan memperluas jaringan toko dan gerai.

Produsen ban motor dan mobil ini mengincar pertumbuhan penjualan produk ban motor hingga 20% dan ban mobil sebesar 5%-10% pada tahun 2019. Untuk menggenjot pertumbuhan tersebut, MASA berencana melakukan ekspansi dengan menambah jaringan toko sebanyak 50 toko sampai 100 toko di tahun ini.

Direktur Multistrada Arah Sarana Uthan Muhammad Arief Sadikin mengatakan, strategi penambahan toko ini dilakukan melalui branding toko-toko dan gerai unit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang sudah ada.


“Fisiknya sudah ada. Kami melakukan branding. Biaya investasi setiap toko kurang lebih Rp 75 juta sampai Rp 250 juta. Tergantung lokasi,” ujar Uthan kepada Kontan.co.id, Rabu (9/1).

Menurutnya, rencana ini sudah masuk dalam rencana kerja perusahaan (RKP) tahun ini. Adapun kota-kota yang akan disasar dalam aksi ini antara lain Makassar, Palembang, Medan dan kota besar di Jawa.

Uthan menambahkan, saat ini porsi penjualan ekspor MASA sudah sekitar 65% dari total penjualan. Penjualan tersebut khusus untuk penjualan ban mobil. Dari total penjualan ban mobil, 70% menyasar pasar ekspor, sisanya 30% dijual di dalam negeri. Untuk penjualan ban motor 100% masih untuk memenuhi pasar dalam negeri.

“Tahun ini diharapkan pertumbuhan penjualan bisa tumbuh seperti tahun 2018 sekitar 20% untuk ban motor dan 5%-10% untuk ban mobil,” ujar Uthan.

Pengembangan jaringa tersebut juga difokuskan untuk produk ban motor. Menurutnya, saat ini tren penjualan ban tengah tinggi untuk kategori motor skuter matik. Sekitar 80% dari perluasan jaringan toko tersebut merupakan toko ban motor.

Uthan optimistis industri ban di Indonesia terus berkembang. Ini terjadi lantaran perluasan infrastruktur jalan yang sedang digalakkan pemerintah. Perluasan infrastruktur jalan itu akan meningkatkan kebutuhan ban, utamanya untuk segmen truk dan bus.

“Pergeseran juga akan terjadi. Industri tidak menutup kemungkinan bergeser dari Jabodetabek ke daerah lain berdasarkan jalur Trans Jawa. Pertumbuhan sub regional akan terjadi. Oleh karena itu kami lakukan ekspansi jaringan,” ujar Uthan.

Begitu pula untuk ban motor, permintaannya juga akan makin menggelinding. Sebab, mobilitas masyarakat dengan roda dua kian tinggi. Ditambah lagi budaya masyarakat Indonesia yang memang menggunakan motor untuk melakukan rutinitas termasuk menintegrasikan dengan fasilitas transportasi umum.

“Jadi industri ini akan menjadi bullish. Ban menjadi kebutuhan utama khususnya untuk transportasi. Setidaknya dalam 10 tahun ke depan. Hanya masalah waktu saja,” ujar Uthan.

Memang, kata dia, dari sisi angka penjualan, industri ini rawan naik turun karena banyak faktor yang mempengaruhi seperti nilai tukar rupiah dan bahan baku yang masih impor. Namun, dari sisi volume akan terus berkembang.

Sekadar informasi, pada kuartal III-2018, MASA mencatatkan penjualan sebesar US$ 241,42 juta, tumbuh 15,12% yoy dari periode sama tahun 2017 yang sebesar US$ 208,44 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat