Incar proyek kereta cepat, Jepang tambah gimik



JAKARTA. Dua negara, Jepang dan China, yang saat ini memperebutkan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung silih berganti merayu pemerintah agar proyek itu bisa diberikan kepada mereka.

Setelah beberapa waktu lalu China mengiming-imingi tawaran investasi senilai US$ 100 miliar agar bisa menggarap proyek tersebut, kali ini Jepang juga menambah gimik untuk menarik minat Indonesia. 

Perdana Menteri Shinzo Abe, melalui Hiroto Izumi, utusan yang dikirimkan ke Indonesia, menawarkan sejumlah program ke pemerintah Indonesia.


Pertama, pemeliharaan dan pembangunan kapal laut terutama di daerah timur Indonesia salah satunya Papua.

Kedua, kerjasama keamanan maritim. Ketiga, pembangunan infrastruktur kelautan dan maritim. Sayang Izumi tidak menjelaskan secara lebih rinci tawaran dari pemerintah Jepang tersebut.

"Intinya kami ingin perdalam hubungan erat antara Indonesia dengan Jepang," katanya usai menemui Rizal Ramli, Menteri Koordinator Kemaritiman di Jakarta Rabu (26/8).

Rizal Ramli sementara itu mengatakan, walaupun tawaran dari ke dua negara tersebut menggiurkan, pemerintah akan tetap mengambil keputusan secara adil. Beberapa aspek akan dinilai, seperti keselamatan dan kenyamanan bagi penumpang kereta. "Bahaya kalau kereta cepat aspek itu diabaikan," katanya.

Pertimbangan kedua, biaya investasi. Pemerintah, kata Rizal, nantinya akan memilih pelaksana proyek kereta cepat yang menawarkan biaya investasi dan pinjaman murah.

Ketiga, pelaksana yang bersedia menggunakan kandungan lokal tinggi dalam pembangunan proyek tersebut.

Keempat, pelaksana yang menawarkan kerjasama operasi yang menguntungkan. "Misal sekian tahun dikelola Jepang, kemudian secara cepat operasionalnya diberikan ke orang kita, supaya ada transfer teknologi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia