Incar valuasi jumbo, perusahaan teknologi ramai-ramai IPO



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Perusahaan teknologi ramai - ramai melakukan listing di bursa saham Amerika Serikat (AS). Tak main-main, valuasi yang dibidik dari aksi penawaran umum (IPO) itu bernilai jumbo.  

Robinhood Markets Inc misalnya, menargetkan valuasi hingga US$ 35 miliar melalui IPO. Perusahaan berencana melepas 55 juta saham dengan kisaran harga US$ 38 hingga US$ 42 per saham. 

Alhasil, perusahaan diproyeksi akan mendapatkan dana segar hingga US$ 2,3 miliar jika menggunakan batas atas dari kisaran harga IPO. 


Anak usaha penyedia perangkat lunak Salesforce.com Inc di sektor investasi, Salesforce Ventures berencana menjadi salah satu pembeli saham Kelas A senilai US$ 150 juta. Harga yang ditawarkan pun sesuai dengan harga IPO.

Robinhood juga berencana memberikan sebagian porsi saham IPO untuk penguna aplikasi. Sekitar 20% dan 35% saham yang akan ditawarkan akan dialokasikan untuk pengguna tergantung pada permintaan dari pelanggan dan investor lain.

Baca Juga: Segera IPO, Duolingo kejar valusi US$ 3 miliar

Tak mau kalah, aplikasi pembelajaran bahasa Duolingo Inc mengincar valuasi lebih dari US$ 3 miliar lewat IPO di Amerika Serikat. Melalui aksi korporasi tersebut, perusahaan akan menggunakan dana IPO untuk mengembangkan aplikasi pendidikan selama pandemi. 

Dilansir dari Reuters, Selasa (20/7), perusahaan menawarkan 5,1 juta saham melalui IPO. Dengan rentang harga antara US$ 85 dan US$ 95 sehingga perusahaan dapat kumpulkan dana segar lebih dari US$ 485 juta.

Pada basis saham terdilusi secara penuh, yang mencakup sekuritas seperti opsi saham dan unit saham terbatas, Duolingo akan bernilai maksimum sampai US$ 4,38 miliar.

Sekitar 1,4 juta saham akan ditawarkan oleh pemegang saham sebagai pembeli. Nantinya. dana pembelian saham tersebut tidak masuk ke perusahaan.

Duolingo memiliki sekitar 40 juta pengguna aktif bulanan, yang belajar 40 bahasa, termasuk bahasa Irlandia dan Hawaii, di mana perusahaan mengklaim ada lebih banyak pembelajar online daripada penutur asli.

Sebelumnya, AirAsia Group Bhd JUGA mengantarkan lini bisnis digitalnya, AirAsia Super App atau AirAsia Digital, untuk melantai di bursa AS. 

AirAsia Digital berencana masuk ke bursa AS melalui proses merger dengan perusahaan cek kosong (SPAC). Tony Fernades CEO Grup AirAsia mengatakan, sudah banyak SPAC yang meminati lini usahanya itu.  

“Kami telah menggandeng akuntan untuk rencana ini," ungkapnya.

Di tengah hantaman pandemi Covid-19, maskapai berbiaya murah ini terus berupaya mengembangkan bisnis digital. Perusahaan ini baru saja mengumumkan mengakuisisi Gojek di Thailand senilai US$ 50 juta.

Selain AirAsia, sejumlah perusahaan teknologi juga telah menyiapkan rencana IPO jumbo. Sebagian berasal dari Indonesia seperti Traveloka, Bukalapak, dan GoTo. Dari Korea Selatan, ada Krafton Inc, perusahaan pembuat game dan Kakao Bank dengan membidik dana masing-masing US$ 5 miliar dan US$ 2,3 miliar. Dari Singapura, ada Grab Holding.

Selanjutnya: Robinhood incar nilai valuasi hingga US$ 35 miliar saat gelar IPO

Editor: Herlina Kartika Dewi