JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) masih berambisi mendapatkan penangguhan beban royalti dari pemerintah. Produsen nikel ini tengah bernegosiasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengubah skema pembayaran royalti. Manajemen INCO berharap, renegosiasi kontrak itu bisa selesai akhir tahun ini. Saat ini, INCO harus membayar royalti US$ 70 hingga US$ 78 per ton, tergantung jumlah produksi. Namun, ketentuan ini kemungkinan berubah lantaran pemerintah bakal merilis skema pembayaran royalti yang baru. Herman Koeswanto, analis Mandiri Sekuritas mengatakan, adanya perubahan skema akan sangat bergantung dengan tren harga nikel. Sayangnya, renegosiasi dengan pemerintah ini masih belum jelas ujungnya. Sehingga, dampak renegosiasi baru terlihat pada akhir nanti. Kalau INCO bisa menangguhkan kenaikan royalti, kemungkinan akan berdampak positif bagi INCO. "Masih harus menunggu, skema apa yang akan diterapkan nanti," jelas dia.
INCO di bawah tekanan royalti dan harga Jual
JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) masih berambisi mendapatkan penangguhan beban royalti dari pemerintah. Produsen nikel ini tengah bernegosiasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengubah skema pembayaran royalti. Manajemen INCO berharap, renegosiasi kontrak itu bisa selesai akhir tahun ini. Saat ini, INCO harus membayar royalti US$ 70 hingga US$ 78 per ton, tergantung jumlah produksi. Namun, ketentuan ini kemungkinan berubah lantaran pemerintah bakal merilis skema pembayaran royalti yang baru. Herman Koeswanto, analis Mandiri Sekuritas mengatakan, adanya perubahan skema akan sangat bergantung dengan tren harga nikel. Sayangnya, renegosiasi dengan pemerintah ini masih belum jelas ujungnya. Sehingga, dampak renegosiasi baru terlihat pada akhir nanti. Kalau INCO bisa menangguhkan kenaikan royalti, kemungkinan akan berdampak positif bagi INCO. "Masih harus menunggu, skema apa yang akan diterapkan nanti," jelas dia.