KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (
INCO) memastikan rencana produksi yang diajukan perseroan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2026 tidak mengalami penurunan, meski pemerintah berencana memangkas target produksi bijih nikel nasional menjadi 250 juta ton. Namun, manajemen INCO belum mengungkapkan besaran volume produksi bijih nikel yang diusulkan dalam RKAB 2026 kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Presiden Direktur INCO Bernadus Irmanto mengatakan, saat ini sejumlah proyek smelter perseroan masih dalam tahap konstruksi dan sebagian di antaranya ditargetkan rampung dalam waktu dekat.
Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) Raih Peringkat ESG Terbaik Sepanjang Sejarah Perusahaan Untuk itu, perseroan tetap membidik produksi bijih sesuai rencana awal guna menjamin pasokan bahan baku ke fasilitas pengolahan tersebut. “Memang ini sudah setengah jalan, ya kita tetap berasumsi, kita akan menyelesaikan proyek-proyek tepat pada waktunya dan berproduksi seperti rencana awal,” ujar Bernadus di Jakarta, Rabu (18/12/2025).
Bernadus mengakui telah mendengar wacana pemerintah terkait pemangkasan produksi bijih nikel. Meski demikian, perseroan masih menunggu kejelasan resmi dari pemerintah, terutama mengenai skema dan klasifikasi bijih nikel yang akan terdampak kebijakan tersebut.
"Dengar, cuman ini kan yang mungkin belum dijelaskan, mungkin secara kategorisasinya seperti apa. Ini mau diterapkan bagaimana kan belum jelas," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News