INCO siapkan belanja modal US$ 100 juta



JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) memperkirakan tahun ini masih akan menjadi tahun yang berat untuk produsen nikel. Perekonomian China melambat, terbukti dari penurunan pertumbuhan ekonomi dan produksi Industri.

CEO dan Presiden Direktur INCO Nico Kanter, seperti dikutip dalam laporan tahunan perseroan, Kamis (10/3) mengatakan, dengan tingkat konsumsi China yang hampir setengah dari produksi nikel global terutama pada manufaktur baja nirkarat, perlambatan China bakal berdampak signifikan pada permintaan nikel.

Oleh karena itu, perseroan memperkirakan rata-rata tahunan harga nikel di tahun 2016 akan lebih rendah dari rerata tahunan harga nikel pada tahun 2015 lalu. "Strategi perseroan tetap berusaha meningkatkan efisiensi produksi," ujarnya.


INCO pun menjadi berhati-hati dalam menggunakan dana kas. Dengan kondisi harga nikel yang relatif rendah di awal tahun ini, INCO hanya menargetkan belanja modal sebesar US$ 90 juta hingga US$ 100 juta. Nilai belanja modal ini lebih rendah dari realisasi belanja modal tahun lalu yang sebesar US$ 106,4 juta. Belanja itu juga hanya difokuskan untuk produksi perseroan.

Perseroan menargetkan produksi di kisaran 80.000 ton nikel dalam matte, turun dari realisasi produksi perseroan tahun lalu yang sebesar 81.177 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini