JAKARTA. Proyek pembangunan PLTA Karebbe yang digarap PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) diperkirakan akan selesai pada awal Agustus 2011. Sebagian besar pendanaan dari investasi yang menelan biaya US$ 410 juta tersebut diperoleh INCO melalui pinjaman perbankan. Direktur Keuangan INCO Fabio Bechara memaparkan, pinjaman tersebut senilai US$ 300 juta. Fasilitas pinjaman diperoleh dari Mizuho Corporate Bank Ltd dan Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd. Setengah dari pinjaman tersebut sudah ditarik sejak tahun lalu. "Setengahnya lagi, yakni US$ 150 juta baru ditarik Maret 2011," kata Fabio, Rabu, (13/4). Sementara itu, sisa kebutuhan dana proyek Karebbe akan ditalangi lewat kas internal perseroan. Sekedar catatan, mulai tahun ini INCO akan melakukan persiapan untuk mencapai peningkatan kapasitas produksi menjadi 90.000 metrik ton per tahun. Cita-cita ini diharapkan bisa terwujud dalam 3-4 tahun lagi. Salah satu upaya yang tengah dilakukan perseroan ialah mengoptimalisasi fasilitas pemrosesan. Terkait itu, di kawasan Morowali (Sulteng), INCO telah mendatangani dua nota kesepahaman dengan dua perusahaan. Kedua perusahaan tersebut adalah Baosteel Resources Co Ltd dan PT Pan China International. "Nilainya belum bisa disebutkan karena perjanjian ini tujuannya untuk mendapatkan studi kelayakan final," kata Presiden Direktur INCO Tony Wenas.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
INCO target rampungkan PLTA Karebbe Agustus 2011
JAKARTA. Proyek pembangunan PLTA Karebbe yang digarap PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) diperkirakan akan selesai pada awal Agustus 2011. Sebagian besar pendanaan dari investasi yang menelan biaya US$ 410 juta tersebut diperoleh INCO melalui pinjaman perbankan. Direktur Keuangan INCO Fabio Bechara memaparkan, pinjaman tersebut senilai US$ 300 juta. Fasilitas pinjaman diperoleh dari Mizuho Corporate Bank Ltd dan Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd. Setengah dari pinjaman tersebut sudah ditarik sejak tahun lalu. "Setengahnya lagi, yakni US$ 150 juta baru ditarik Maret 2011," kata Fabio, Rabu, (13/4). Sementara itu, sisa kebutuhan dana proyek Karebbe akan ditalangi lewat kas internal perseroan. Sekedar catatan, mulai tahun ini INCO akan melakukan persiapan untuk mencapai peningkatan kapasitas produksi menjadi 90.000 metrik ton per tahun. Cita-cita ini diharapkan bisa terwujud dalam 3-4 tahun lagi. Salah satu upaya yang tengah dilakukan perseroan ialah mengoptimalisasi fasilitas pemrosesan. Terkait itu, di kawasan Morowali (Sulteng), INCO telah mendatangani dua nota kesepahaman dengan dua perusahaan. Kedua perusahaan tersebut adalah Baosteel Resources Co Ltd dan PT Pan China International. "Nilainya belum bisa disebutkan karena perjanjian ini tujuannya untuk mendapatkan studi kelayakan final," kata Presiden Direktur INCO Tony Wenas.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News