KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (
INKP) berhasil mencatatkan penjualan sebesar US$ 1 miliar pada kuartal IV-2021 atau naik 14,8% secara kuartalan. Perolehan ini membawa pendapatan INKP sepanjang 2021 menjadi sebesar US$ 3,5 miliar atau tumbuh 17,8% secara year on year. Dari sisi bottom line, emiten kertas ini mencatatkan laba bersih sebesar US$ 136,2 juta pada kuartal IV-2021 atau naik 26,2% secara kuartalan. Alhasil, laba bersih INKP menjadi US$ 527 juta pada 2021 atau naik 79,2% secara yoy. Analis BNI Sekuritas Mikhail Siahaan mengatakan, pendapatan tersebut sudah sejalan dengan ekspektasi BNI Sekuritas. Namun, bottom line INKP berhasil sedikit di atas ekspektasi, yakni 7,5% dari proyeksi semula.
Ia menyoroti, sepanjang 2021, permintaan industri kertas telah meningkat 7% secara yoy dimana hal ini memberikan kontribusi terbesar terhadap top-line sebesar 42%, atau rekor tertinggi dalam 5 tahun terakhir.
Baca Juga: Produsen Pulp dan Tisu Grup Sinarmas Meriilis Obligasi Rp 3,5 Triliun di Maret 2022 Ke depan, segmen ini akan sangat didorong oleh tren pergeseran menuju digitalisasi, regulasi BPOM, dan peningkatan produk daur ulang. “Kami mengekspektasikan pada tahun ini dan tahun depan pertumbuhannya masing-masing akan sebesar 10% & 11%, sehingga akan membawa total pertumbuhan volume penjualan sebesar 5% & 6%,” tulis Mikhail dalam risetnya pada 7 April 2022. Berbeda dengan permintaan kertas, ia melihat permintaan untuk pulp masih akan memiliki beberapa hambatan di tahun ini. Mulai dari dari China yang membatas impor pulp, hingga adanya pemberlakukan low cost fiber dan low carbon energy. Oleh karena itu, untuk sektor pulp, ia mengekspektasikan pertumbuhannya cenderung moderat di kisaran 1-2% dengan mergin yang lebih rendah. Sedangkan dari sisi pasokan, Mikhail melihat masih akan terdapat kendala layaknya 2021 silam. Hal tersebut membuat INKP harus menanggung biaya pengiriman yang lebih tinggi dan membuat biaya operasional pun meningkat 11,5% secara yoy. Di sisi lain, harga pulp cenderung fluktuatif dengan sempat menembus level US$ 700 per ton pada paruh pertama, sebelum turun kembali menjadi US$ 580 per ton di akhir tahun. “Ke depan, kami memperkirakan ketegangan geopolitik antara Rusia-Ukraina akan mendorong harga pulp, dengan perkiraan berkisar antara US$ 650-US$ 700/ton. Sementara itu, kendala pasokan masih akan berlanjut, sehingga menyebabkan biaya pengiriman yang lebih tinggi dan penipisan persediaan,” imbuhnya.
Baca Juga: Punya Prospek Cerah, Berikut Rekomendasi Saham Emiten Kertas Pada tahun ini, Mikhail memproyeksikan INKP bisa membukukan pendapatan sebesar US$ 3,7 miliar dengan laba bersih sebesar US$ 540,2 juta.
Saat ini, ia memandang positif outlook INKP seiring punya keunggulan kompetitif yang besar sebagai produsen kertas pulp terkemuka di Indonesia. Tak hanya itu, INKP juga ditopang dengan model bisnis yang terintegrasi secara vertikal, dan produk kemasan yang beragam. Ke depan, kombinasi faktor antara melonjaknya permintaan dari produk kemasan dan harga pulp yang lebih tinggi akan menjadi katalis positif untuk INKP. “Kami masih merekomendasikan beli saham INKP dengan target harga Rp 10.000 per saham,” tutupnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi