Indah Prakasa (INPS) berharap tekanan bisnis berkurang seiring pelonggaran PSBB



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Indah Prakasa Sentosa Tbk atau dikenal dengan Inprase Group tergolong loyo di tiga bulan pertama tahun ini. Manajemen emiten berkode saham INPS ini pun berharap kondisi bisnisnya bisa membaik di periode-periode mendatang.

Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan INPS turun 24,42% (yoy) pada kuartal I-2020 menjadi Rp 70,81 miliar. Kerugian bersih perusahaan ini juga melonjak 309,13% (yoy) menjadi Rp 3,35 miliar.

Direktur Utama Indah Prakasa Utama Adreanus Tatang mengaku, penurunan kinerja INPS di kuartal pertama lalu sangat dipengaruhi oleh permintaan pasar yang anjlok seiring mulai menyebarnya virus corona. Alhasil, kinerja seluruh lini usaha INPS, baik keagenan energi, transportasi dan logistik, serta stasiun pengisian dan pengangkutan bulk elpiji (SPPBE) mengalami penurunan.


Baca Juga: Waduh, rugi bersih Indah Prakasa Sentosa (INPS) di kuartal I-2020 melonjak

Sebagai contoh, pendapatan INPS dari bisnis keagenan BBM dan SPBU turun 21,57% (yoy) menjadi Rp 29,51 miliar di kuartal I-2020. Sedangkan pendapatan dari bisnis transportasi dan logistik turun 9,15% (yoy) menjadi Rp 29,29 miliar.

Dalam berita sebelumnya, Adreanus pernah memprediksi pendapatan INPS dari bisnis keagenan BBM dapat turun sekitar 15%--19% akibat imbas wabah Corona di tahun ini. Adapun pendapatan sektor transportasi dan logistik berpeluang turun 10%--15% di tahun ini.

Manajemen INPS sendiri sebenarnya telah berupaya menekan pengeluaran. Terbukti, di kuartal pertama 2020 lalu, beban pokok penjualan INPS turun 26,16% (yoy) menjadi Rp 55,75 miliar.

Terlepas dari itu, Adreanus menilai, pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seiring datangnya kenormalan baru akan mendongkrak permintaan pasar, sehingga potensi tekanan pada kinerja INPS bisa diminimalisasi di sisa tahun ini. “Kinerja kami diharapkan kembali normal,” kata dia, Jumat (26/5).

Manajemen INPS pun masih fokus pada enam strategi yang bertujuan untuk memaksimalkan pelayanan sehingga pada akhirnya bisa menjaga kinerja perusahaan di masa mendatang. Strategi yang dimaksud meliputi zero lossis, zero accident, pemeliharaan jalur pengiriman, efisiensi pengiriman berkas, penambahan daftar vendor, dan penambahan pelanggan.

Adreanus bilang, besaran dana belanja modal atau capital expenditure (capex) INPS masih dalam pembahasan internal. Namun, sejauh ini nilai capex tersebut masih sama seperti di tahun lalu. “Belum ada penambahan capex karena kami masih menunggu keadaan kembali normal,” ujarnya.

Dalam catatan Kontan, tahun lalu INPS mengeluarkan capex sekitar Rp 10 miliar—Rp 20 miliar. Dana tersebut digunakan INPS untuk membeli 5 sampai 10 unit armada truk baru.

Baca Juga: Gara-gara corona, Indah Prakasa Sentosa (INPS) kaji ulang target pendapatan tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat