Indah Prakasa Sentosa (INPS) bidik penjualan BBM hingga Rp 200 miliar di 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indah Prakasa Sentosa Tbk (Inprase Group) membidik penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga Rp 200 miliar pada tahun ini. Emiten yang bergerak di bidang usaha logistik, perdagangan dan pengangkutan bahan bakar ini mengincar perbaikan kinerja setelah pada tahun lalu tertekan pandemi covid-19.

Corporate Secretary Inprase Group Jerry Erfansyah mengatakan bahwa pada tahun 2021 pihaknya akan fokus untuk melanjutkan target penjualan yang sudah dicanangkan sejak tahun lalu, yakni target penjualan sebesar Rp 150 Miliar hingga Rp 200 miliar. Untuk mencapai target tersebut, emiten bersandi INPS di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini pun akan meningkatkan modal kerja.

"Perseoran memulai dengan peningkatan modal kerja untuk mencapai sales trading BBM sebesar Rp 150-200 miliar di tahun 2021, karena Perseroan melihat terdapat potensi market," ungkap Jerry kepada Kontan.co.id, Selasa (2/2).


Pada tahun ini capital expenditure (capex) yang dianggarkan INPS sebesar Rp 50 miliar. Capex tersebut dialokasikan untuk peremajaan truk yang dimiliki oleh salah satu anak perusahaan INPS. Sekitar Rp 20 miliar akan digunakan untuk peremajaan 18 unit truk. Sedangkan Rp 30 miliar ditujukan untuk modal kerja trading BBM.

Baca Juga: Penyelenggaraan Paparan Publik Indah Prakasa Sentosa

Trading BBM diproyeksikan bisa mengisi 50% pendapatan INPS pada tahun ini. Sedangkan 50% lainnya berasal dari bisnis lain-lain, termasuk logistik. 

Pada tahun lalu, INPS mencatatkan kinerja yang tidak menggembirakan. Hingga Kuartal III-2020, pendapatan INPS tercatat sebesar Rp 190,63 miliar atau anjlok 36,97% dibandingkan pendapatan per September 2019 yang sebesar Rp 302,49 miliar.

Merosotnya pendapatan diikuti dengan membengkaknya kerugian yang mencapai Rp 11,20 miliar hingga September 2020. Angka itu meroket 304,33% dibandingkan rugi tahun berjalan per September 2019 yang tercatat Rp 2,77 miliar.

Jerry membeberkan, kondisi tersebut tak lepas dari dampak pandemi covid-19. Termasuk dengan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pada waktu itu, demand BBM pun mengalami penurunan yang tajam. "Itu juga merupakan faktor yang cukup berpengaruh, yang dirasakan oleh hampir seluruh perusahaan di Indonesia," ungkapnya.

Selanjutnya: Kinerja Indah Prakasa Sentosa (INPS) bergantung pada kondisi ekonomi nasional

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .