Indef: Ada Kecenderungan Peralihan Pengguna Kartu Kredit ke Fintech Lending



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyampaikan ada kecenderungan perpindahan masyarakat yang menggunakan kartu kredit ke fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman online (pinjol).

Terkait hal itu, Peneliti Ekonomi Digital Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menerangkan kecenderungan itu bisa terlihat berdasarkan data yang dihimpun bahwa pertumbuhan kartu kredit yang hanya mencapai 0,8% per Desember 2022.

"Adapun pertumbuhan pinjaman online mencapai 71% pada Desember 2022 dan 18% hingga Juli 2023. Hal itu yang mengindikasikan adanya perpindahan pengguna kartu kredit ke pinjol," ucapnya dalam diskusi publik Indef, Senin (11/9).


Nailul menyampaikan kecenderungan perpindahan itu diperkuat dari data OJK terkait penurunan kantor cabang bank. Saat ini, jumlahnya hanya mencapai 20.000 di seluruh Indonesia. Penurunan itu disebabkan seiring masifnya penggunaan teknologi.

Baca Juga: Pertumbuhan Kartu Kredit Turun Saat Pinjaman Online Melonjak

Dia menyatakan orang saat ini sudah cenderung malas datang ke cabang perbankan untuk transaksi keuangan. 

"Orang yang datang ke cabang bank saat ini hanya sekitar 30% saja. Sisanya, mereka menggunakan online banking atau mobile apps," katanya.

Sementara itu, Nailul bilang, karena adanya perubahan teknologi, membuat penerbitan kartu kredit menjadi menurun. Saat pandemi Covid-19 pada 2020 hingga 2022, pertumbuhan rata-rata hanya 0,8%. Dia menilai hal itu juga yang menyebabkan pengguna kartu kredit beralih ke pinjol.

Hal itu diperkuat dari data penyaluran fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjol pada 2022 yang meningkat tajam. Nailul mengatakan penyaluran pinjaman online mencapai Rp 23 triliun hingga Maret 2023.

"Kemungkinan besar ada orang yang tak dapat meminjam atau menerbitkan kartu kredit, mereka beralih ke fintech P2P lending," katanya.

Nailul menambahkan pada 2022, tercatat fintech P2P lending lebih banyak menyalurkan ke sektor konsumtif dibandingkan produktif. Adapun hingga Juni 2023, penyaluran ke sektor konsumtif mencapai 64,2%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi