KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai ada pandangan yang keliru bahwa harga rokok Indonesia tergolong murah dibandingkan dengan sejumlah negara lainnya. “Perbandingan harga cenderung bias,” kata Bhima, Selasa (29/5). Berdasarkan Purchasing Power Parity (PPP) atau kemampuan daya beli masyarakat, Bhima menjelaskan, harga rokok terhadap pendapatan masyarakat Indonesia tergolong tinggi, yaitu 2,9%. Sementara di Singapura dan Malaysia masing-masing hanya 1,5% serta 2%.“Di Singapura terbukti bahwa harga rokok yang kita anggap mahal ternyata masih dalam jangkauan daya beli penduduk Singapura,” ucapnya.
Indef: Ada salah kaprah menilai harga rokok di Indonesia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai ada pandangan yang keliru bahwa harga rokok Indonesia tergolong murah dibandingkan dengan sejumlah negara lainnya. “Perbandingan harga cenderung bias,” kata Bhima, Selasa (29/5). Berdasarkan Purchasing Power Parity (PPP) atau kemampuan daya beli masyarakat, Bhima menjelaskan, harga rokok terhadap pendapatan masyarakat Indonesia tergolong tinggi, yaitu 2,9%. Sementara di Singapura dan Malaysia masing-masing hanya 1,5% serta 2%.“Di Singapura terbukti bahwa harga rokok yang kita anggap mahal ternyata masih dalam jangkauan daya beli penduduk Singapura,” ucapnya.