Indef: Dampak Kebangkrutan SVB ke Ekonomi Indonesia Kecil



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai bahwa dampak kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB) terhadap perekonomian Indonesia relatif kecil.

Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto mengatakan, perekonomian Indonesia tidak akan terlalu berdampak dikarenakan hubungan antara SVB dengan startup di Indonesia tidak besar. Selain itu, Eko juga melihat kondisi fundamental perbankan di Indonesia juga masih cukup kuat.

"Kalau menurut saya, secara langsungnya itu kecil (dampaknya), karena relasi antara SVB dengan dunia statup dan perbankan di Indonesia, sepanjang yang saya tahu, itu tidak ada atau bahkan sangat kecil," ujar Eko dalam acara Webinar, Kamis (16/3).


Baca Juga: Kasus SVB Berdampak Terhadap Pasar Keuangan Global, Gubernur BI Pasang Kuda-kuda

Eko menambahkan, fundamental perbankan di Indonesia juga masih menggambarkan kondisi yang penuh percaya diri.

"Seperti tahun 2008, kita terselamatkan dengan model bisnis perbankan kita yang tidak terlalu rumit dan tidak terkorelasi ke dunia internasional secara dalam. Itu kadang-kadang yang memutus efek berantainya. Jadi saya confident perbankan Indonesia masih cukup kuat ," katanya.

Meski begitu, Eko menyampaikan bahwa tingkat kehatian-hatian perbankan juga perlu terus dikaji ulang di tengah kondisi global yang dipenuhi oleh ketidakpastian.

Ini dikarenakan dampak langsung kebangkrutan SVB ke Indonesia juga tetap ada meskipun tidak besar. Hal ini terlihat dari volatilitas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang meningkat. Pasalnya, ambruknya SVB menimbulkan kepanikan dan ketikdakpercayaan terhadap industri perbankan.

Baca Juga: Runtuhnya SVB Bikin Banyak Investor Galau, Cek Nasihat Warren Buffett

"Ini memicu sentimen negatif di pasar perbankan yang kalau tidak diatasi dengan segera akan merembet kemana-mana," tutur Eko.

Namun, di balik keruntuhan SVB ini, ada sisi positifnya, yakni The Fed diperkirakan tidak akan seagfresif dalam menentukan kebijakan suku bunga. Hal ini tentu akan mengurangi tekanan terhadap kurs Rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .